PHP ala Grab Now!

Kompetisi Ojek Online di Indonesia sebenarnya justru memberikan kemudahan bagi para pengguna. Setidaknya, saat ini ada 3 Ojek Online yang masih berkompetisi, yakni Gojek, Grab, dan Uber. Nama terakhir sudah mulai tersisih.

Pada provider ojek online tersebut menyediakan berbagai fitur kemudahan bagi para pelanggan. Sebenarnya, dari segi fitur, Grab lebih maju dari yang lain. Dulu, Grab lebih maju dengan menyediakan fitur chatting dengan driver sehingga para pelanggan tidak perlu keluar pulsa untuk SMS ataupun menelepon driver yang poisisinya tidak bisa langsung diketahui. Fitur itu kemudian juga muncul di Gojek.

Fitur lain yang membuat Grab unggul sebenarnya adalah Grab Now. Grab Now ibarat pangkalan ojek online. Gaya Opang, tapi tarif murah seperti tarif ojek online. Dengan Grab Now,pelanggan tidak perlu susah-susah menunggu ada driver yang mengambil pesanannya. Pelanggan cukup menemui sang pengendara, lalu bisa minta kode untuk dicocokkan. Waktu tunggu yang biasanya tak pasti (karena kadang aplikasi menyerahkan pesanan ke driveryang agak jauh) menjadi lebih singkat. Kira-kira hanya 1-2 menit.

Bagi hewan pekerja seperti saya, keberadaan Grab Now sangat membantu saya setiap kali turun dari kereta di stasiun saat berangkat kerja. Maklum, harus berkejaran dengan waktu supaya tidak telat.

Namun, sayangnya, fitur yang seharusnya memudahkan itu, pada praktiknya malah bikin harapan palsu alias PHP. Seringkali saya turun di stasiun Gondangdia, menyapa Grab Now, namun mereka bertanya dulu… ke mana tujuan saya. Ketika saya bilang ke Wahidin II (yang jarak tempuhnya hanya 7-10 menit dari stasiun), kebanyakan dari mereka menolak, melempar ke temannya yang lain, menolak lagi, sampai saya jengah.

Pagi tadi saya mengalami hal itu lagi. Saya harus menunggu lebih dari 5 menit sampai ada pengendara yang agaknya kasihan dengan saya.

Saya jadi sedikit mengerti kenapa Gojek, meski dengan fitur teknologi yang sebenarnya sedikit kalah dengan Grab, lebih digemari dari Grab. Selain karena ia didirikan orang Indonesia, para pengendara Gojek tampak lebih terdidik dalam memberikan pelayanan. Seperti tulisan sebelumnya, saya pernah mengalami kesulitan memesan Grab dengan Grab Pay karena kelakuan pengendara yang pilih-pilih (baca di sini), kali ini saya pun merasa kesal karena tindakan pilih-pilih itu dalam fitur lainnya.

Saya pikir, begitulah, teknologi apapun, tidak akan ada artinya, jika tak mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.

Penulis: Pringadi Abdi Surya

Loading...