Viral video aksi kebrutalan para pengemudi opang yang melempar (membuang) motor driver ojek online ke dalam sebuah kali. Tak hanya satu unit motor milik ojek online, para opang juga beramai- ramai melemparkan beberapa unit sepeda motor milik pengemudi ojek online ke dalam kali yang yang berukuran cukup besar.
Seorang warganet bernama @ariesadhana membagikan video kebrutalan opang tersebut melalui akun twitternya. Peristiwa yang terjadi di pada Jumat (28/7) tersebut berlangsung di Cikoneng, Kabupaten Bandung.
“Aksi kezaliman dlm kerusuhan antara geng ojek pangkalan vs ojek online di daerah Cikoneng, Kab. Bandung., pada Jumat, 28 Juli 2018. Sesama anak bangsa saling memakan & saling tikam, mungkin mencontoh para tokoh yang tak kunjung henti cakar-cakaran. @wahhabicc_jabar @maman1965,” tulisnya.
Aksi kezaliman dlm kerusuhan antara geng ojek pangkalan vs ojek online di daerah Cikoneng, Kab. Bandung., pada Jumat, 28 Juli 2018.
Sesama anak bangsa saling memakan & saling tikam, mungkin mencontoh para tokoh yang tak kunjung henti cakar-cakaran.@wahhabicc_jabar @maman1965 pic.twitter.com/IIzep5hOBT
— Arya Sadhana (@ariesadhana) July 28, 2018
Belum jelas apa pemicu kejadian mengenaskan tersebut. Yang jelas tindakan kekerasan dengan main hakim sendiri tersebut tentu tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun.
Jika salah satu pemicu terjadianya peristiwa tersebut adalah karena tergerusnya pendapatan para opang karena kehadiran ojek online, tentu sangat disesali dan disayangkan.
Go-Jek sedari awal hadir berusaha merangkul ojek pangkalan untuk bergabung dengan mereka. Melansir dari detik.com, Senior Manager Operations GO-JEK Wisnu Nugrahadi mengatakan bahwasanya tujuan didirikannya Go-Jek adalah agar semakin banyak ojek pangkalan yang bisa mendapatkan manfaat dari lapangan pekerjaan sektor informal ini.
“Tujuannya supaya semakin banyak ojek pangkalan yang bisa menikmati manfaat ekonomi digital,” ungkapnya.
Dan tujuan ini cukup terbukti, berdasarkan hasil risel LD FEB UI kehadiran perusahaan transportasi panggilan Go-Jek terhadap perekonomian Indonesia menunjukkan Go-Jek mampu mengurangi angka pengangguran yang cukup signifikan.
Penelitian yang dilakukan terhadap 3.315 mitra pengemudi di sembilan wilayah di mana Go-Jek beroperasi, terdapat di antaranya 75 persen mitra pengemudi merupakan lulusan SMA. Sementara 15 persen lain memiliki ijazah perguruan tinggi atau sekolah tinggi, sedangkan sisanya memiliki ijazah SD atau SMP saja.
Tak hanya membuka lapangan kerja baru, Go-Jek juga berhasil meningkatkan pendapatan mitra pengemudi hingga kisaran 44 persen setelah bergabung dalam jaringannya.
Dengan rata-rata pendapatan mitra pengemudi Go-Jek sebesar Rp 3,48 juta per bulan. Angka tersebut 1,25 kali lebih besar daripada rata-rata upah minimum kota di sembilan wilayah survei (Bandung, Bali, Balikpapan, Jabodetabek, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya) sebesar Rp 2,8 juta.
Berikut adalah tanggapan warganet yang berhasil tim kumpulkan.
Opang dimana mana mmg gitu, merasa mereka yg paling punya hak atas lahan ojek, padahal kalo ikut ojol mereka banyak di untungkan, selain bisa bawa penumpang bisa ambil fitur jasa lainya di ojo. pd dasrnya opang pengin duit banyak tp gak mau usaha, cuma modal mangkal.
— Arief Subagio (@denmasz) July 28, 2018
Orang berorganisasi mestinya semakin cerdas sebab saling bertukar pengalaman & pengetahuan. Tetapi tidak demikian organisasi berwatak Orde Baru; malah semakin tak beradab, premanisme, beringas & bodoh. Lihat Pemuda Pancasila, FPI, FBR, Laskar Merah Putih, dsb.
— #2017JakartaDitipu, CUKUP!↖? (@parlandungan) July 28, 2018
Biar penumpang yg hukum mereka dengan cara boikot opang…!
— Meow Cute Adorable (@meow_leader) July 28, 2018