YLKI Desak Kemenhub Lakukan Pembenahan Taksi Konvensional di Bandara Soetta

Ketua YLKI Tulus Abadi mengatakan, pada hari Ahad, (29/04/2018) jam 22.00, saya dari Terminal 1C Bandara Soetta, menggunakan taksi Gamya.

Sejak awal transaksi, selama di perjalanan, dan sampai akhir perjalanan, pelayanan taksi Gamya sangat mengecewakan bahkan mengancam keselamatan penumpangnya.

Yakni, sopir minta tarif borongan, ngebut di jalanan lebih dari 100 km/jam, mengantuk, dan mematikan argo sebelum konsumen mengakhiri perjalanan.

“Atas kejadian itu, saya langsung melakukan komplain ke General Manager Terminal T1 Bandara Soekarno Hatta. Dan tentu saja pengaduan itu langsung ditindaklanjuti. Managemen Gamya pun telah memberikan sanksi paling keras pada driver, dan telah meminta maaf pada saya,” kata Tulus kepada media, di Jakarta , Rabu (2/5/2018).

Baca Juga :  Beri Waktu 2x24 Jam, Kominfo Akan Blokir Maxim Jika Diminta Kemenhub

Namun penyelesaian semacam itu saja tidak cukup. Diperlukan pembenahan komprehensif pertaksian di semua area terminal Bandara Soetta. Mengingat, pengaduan semacam itu sering dialami oleh konsumen yang lain.

Terkait dengan hal itu, menurut Tulus, YLKI mendesak Kemenhub dan managemen Angkasa Pura II, untuk melakukan langkah-langkah strategis untuk menata ulang perizinan taksi di Bandara Soetta. Bagi perusahaan taksi yang tidak bisa memenuhi _level of service agreement_ yang telah ditetapkan.

Perusahaan taksi yang bersangkutan harus ditendang dari Bandara Soetta. Kasus semacam itu masih marak terjadi, dan bukan hanya sisi kualitas pelayanan tapi juga berpotensi mengancam keselamatan konsumen, bahkan merusak citra Bandara Soetta.

Managemen Angkasa Pura II seharusnya rutin melakukan survei indeks kepuasan pengguna pada semua taksi di Bandara Soetta. Survei semacam mutlak diperlukan guna mengetahui performa pelayanan yang _updated_ langsung dari konsumennya.

Baca Juga :  Konflik Transportasi Online, Gubernur dan Walikota Batam Diharapkan Tidak Diam

Terus terang, papar Tulus, dari data pengaduan yang ada dan hasil survei YLKI, perusahaan taksi non BB lebih dominan dikeluhkan konsumen. Kalau memang taksi non BB tidak mampu memenuhi standar pelayanan yang ditetapkan, maka cabut saja izin operasinya di Bandara Soetta.

“Jangan pertaruhkan hak dan keselamatan konsumen plus citra Bandara Soetta, hanya karena pelayanan abal-abal dari perusahaan taksi,” tandas Tulus.

(beritatrans/tow)

Loading...