Mudahkan Masyarakat Dukung Upaya Konservasi, WWF-Indonesia Kerjasama dengan Go-Pay

Keberlangsungan upaya konservasi dapat terus dilakukan apabila mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, terutama dukungan dari masyarakat luas.

Kini ada cara mudah untuk mendukung upaya konservasi yang dilakukan oleh WWF-Indonesia melalui GO-PAY. Mulai Oktober 2018, WWF-Indonesia bekerja sama dengan GO-PAY dalam program donasi non tunai melalui QR Code.

Kemudahan berdonasi untuk konservasi ini untuk menjawab berbagai kesulitan ketika akan berdonasi, misalnya tidak membawa uang tunai, tidak membawa kartu debit atau kredit, atau tidak ada nominal donasi sesuai jumlah uang yang dimiliki.

Untuk bisa melakukan donasi di WWF-Indonesia, pemilik akun GO-PAY harus memiliki saldo GO-PAY terlebih dahulu. Dengan berdonasi melalui platform ini, masyarakat dapat mendukung upaya konservasi dengan nominal berapa pun. Caranya pun sangat mudah, hanya melalui empat langkah. Pertama, buka aplikasi GO-JEK dan pilih “Pay” lalu pindai QR-Code WWF-Indonesia. Kedua, masukkan nominal donasi dan klik “Confirm”. Ketiga,  konfirmasi donasi dengan klik “Pay”. Terakhir, masukkan PIN GO-PAY dan donasi otomatis terbayarkan. Kode QR GO-PAY untuk donasi WWF-Indonesia dapat ditemui di sosial media WWF-Indonesia, website wwf.id, truk Panda Mobile, beberapa lokasi event WWF-Indonesia, dan di kantor WWF-Indonesia.

Baca Juga :  Polresta Denpasar Tetapkan Driver Grab sebagai Tersangka Kasus Perkosaan

Donasi tersebut akan digunakan salah satunya untuk  konservasi Harimau Sumatera dengan memperkuat Tiger Protection Unit dalam patroli pembersihan jerat dan penyampaian edukasi ke masyarakat di sekitar habitat Harimau Sumatera. Perburuan dengan metode jerat di Sumatera meningkat sejak tahun 2010.

Dalam setahun, Tim Tiger Protection Unit (TPU) telah mengumpulkan sekitar 150 buah jerat yang ditemukan hanya di wilayah jelajah harimau di kawasan Rimbang Baling, Riau. Coba bayangkan bila jumlah yang sama juga terdapat di kawasan lain yang merupakan habitat satwa dilindungi.

Salah satu bukti dampak negatif pemasangan jerat adalah ditemukannya satu individu Harimau Sumatera yang tewas terlilit jerat babi pada Rabu (26/09) silam di wilayah perbatasan Desa Muara Lembu dan Pangkalan Indarung, Kecamatan Singingi, Riau. Harimau tersebut tewas bersama dua janin yang siap lahir di dalam perutnya. Kematian satwa ikonik Sumatera ini berarti semakin mengurangi jumlah populasi Harimau Sumatera di alam liar yang tak lebih dari 400 individu. Karena jumlahnya tersebut, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan Harimau Sumatera dalam kategori Kritis (Critically Endangered).

Baca Juga :  Ojol dan Opang Mulai Hari ini Boleh Angkut Penumpang Kembali di Kabupaten Bogor

Semakin mudah berdonasi, semakin memperbesar kesempatan kita untuk mendukung upaya konservasi. Mari beraksi!

(wwf.or.id/tow)

 

Loading...