Komunitas Srikandi Gojek, Wadah Curhat dan Support Pengemudi Perempuan

Komunitas Srikandi Gojek, komunitas driver ojol khusus perempuan.(Dok Srikandi Gojek)

Komunitas Srikandi Gojek, Wadah Curhat dan Support Pengemudi Perempuan

Bekerja di jalanan siang-malam dan melayani banyak orang, merupakan dua bagian utama dari pekerjaan sebagai driver ojek online.

Di Indonesia sendiri, profesi ojek online atau ojol tak hanya dilakoni oleh laki-laki Banyak di antaranya adalah perempuan yang bekerja menumpak motor dari pagi buta sampai tengah malah.Di antara mereka tergabung dalam komunitas Srikandi Gojek, komunitas driver ojol khusus perempuan.

Ditemui Suara.com dalam acara peluncuran platform social commerce–RateS di Jakarta baru-baru ini, Zee, salah satu perwakilan Srikandi Gojek bercerita mengenai dibentuknya Srikandi Gojek sejak 6 september 2017 lalu.

Komunitas Srikandi Gojek, komunitas driver ojol khusus perempuan.(Dok Srikandi Gojek)

“Kami masih bayi, baru dua tahun,” katanya.

Selama dua tahun berdiri, Srikandi Gojek telah menjadi wadah curhat para pengumudi ojol perempuan. Mulai dari curhat urusan teknis penggunaan aplikasi sampai curhat pengalaman sehari-hari.

Baca Juga :  Uji Coba Sekat Pelindung, Gojek Cari Solusi Teraman

Dan meskipun namanya adalah Gojek, tapi di dalam komunitas tersebut terdapat juga ojol perempuan dari aplikasi Grab. “Bahkan dulunya ini, sebelum jadi Srikandi Gojek, itu Srikandi Uber.”

Ketika Uber memutuskan tutup dan hengkang dari Tanah Air, banyak dari pengemudi ojol kemudian pindah menjadi pengemudi Gojek. Dan kini nama komunitas berubah menjadi Srikandi Gojek.

Jadi Wadah Curhat Perempuan Pengaspal Jalan

Komunitas Srikandi Gojek, komunitas driver ojol khusus perempuan.(Dok Srikandi Gojek)

Zee bercerita, Srikandi Gojek telah menjadi wadah bagi para pengemudi perempuan untuk curhat. Di dalam grup WhatsApp Srikandi Gojek bahkan terdapat orang Gojek itu sendiri.

“Pembina internal Gojek ada di dalam (grup). Namanya Bang Andre. Jadi kalau misal ada curhat apa, dia yang menyampaikan.”

Baca Juga :  Lindungi Pengguna, GoPay Meluncurkan Fitur Biometrik Sidik Jari dan Verifikasi Wajah

Kata Zee lagi, jalanan kadang sangat memusingkan. Karena itu juga, wadah seperti ini sangat dibutuhkan para driver ojol terutama ojol perempuan.

Beberapa masalah yang kerap diterima driver ojol perempuan adalah stigma dan pelecehan. “Kadang karena konsumen lihat dapat driver perempuan, langsung dicancel. Lho kenapa sih? Perempuan juga bisa bawa motor,” tambah Zee.

Dan meski jumlahnya kecil, beberapa konsumen juga kadang bersikap kurang ajar. “Pernah, saya mau pegang boleh gak? Ya kita sampaikan aja, kalau kita merasa gak nyaman.”

Hal-hal seperti itu, kata Zee, perlu dikomunikasikan dan dibicarakan oleh sesama driver ojol perempuan agar mereka bisa saling menguatkan.

Komunitas sendiri biasar melakukan kopi darat atau kopdar setiap bulan di minggu pertama. “Basecamp kami di Cinere Gandul. Biasa kopdar bulanan. Kita muter aja entah di Warkop, atau di kafe namanya Kafe Merdeka,” lanjut Zee.

Baca Juga :  Viral, Driver Ojek Online Lakukan Tarian Ala Bruno Mars Bikin Netizen Penasaran

Selain berkumpul membicarakan masalah sehari-hari, Srikandi Gojek juga biasa melakukan kegiatan sosial. Hanya saja sasaran utama kerja sosial mereka adalah sesama kawan driver itu sendiri. “Jadi kita kalau mau nyumbang sembako gak jauh-jauh ke sesama teman sendiri yang membutuhkan.”

Gojek Srikandi kini juga banyak dilibatkan oleh kegiatan-kegiatan sosial yang diselenggerakan oleh perusahaan sebagai bagian dari komunitas real di masyarakat. Untuk bisa bergabung dengan komunitas ini, Zee mengatakan tidak ada syarat khusus selain menjadi driver ojol.

Sayanganya Srikandi Gojek belum memiliki akun media sosial kecuali beberapa Srikandi Gojek di daerah.

(suara.com/transonlinewatch)

Loading...