Driver Ojol Perempuan Ungkap Modus Pelecehan Seksual dari Customer Laki-laki

Stephania (tengah) saat bercerita pengalaman yang dialami.

Menjadi pengemudi ojek online (ojol) bagi perempuan mungkin bukan pilihan pertama dalam berkarier. Namun, tak sedikit yang harus memaksakan diri karena desakan kebutuhan ekonomi dan niat mencari nafkah dengan halal seturut kemampuan.

Inilah yang dialami Highness Stephania (18) warga Bumijo, pemudi yang menjadi ojol sejak September 2019 lalu. Stephani harus mencukupi kebutuhan pribadi sembari menuntut ilmu di bangku perkuliahan.

Berbagai pengalaman dialami pemudi 18 tahun ini, terkadang menyenangkan namun tak sedikit yang membuatnya jengkel. Tak jarang Stephani yang berparas menarik mendapatkan customer yang bertingkah, terutama kaum lelaki.

“Jadi, kadang kalau dapet customer cowok, kepalanya suka nyender, itunya ditempel padahal sudah dibilang mundur tapi tetap ngeyel. Kadang juga minta manual tanpa aplikasi, dimintai nomor Whatsapp,” ungkapnya ketika ditemui wartawan, Jumat (17/7/2020) seperti dilansir transonlinewatch.com dari krjogja.com.

Baca Juga :  Modus Order Fiktif Taksi Grab Kembali Terungkap, Polda Jateng Amankan Seorang Hacker dan Tujuh Orang Driver

Tak hanya itu saja, mantan pemain futsal Porda Kota Yogyakarta ini juga mengaku pernah ditawari pekerjaan sebagai LC karaoke sampai diminta menjadi pacar.

“Pernah saya ditawari kerja jadi LC dan pijat plus-plus terus customernya pengen minta jadi pacar tapi saya bilang sudah punya pacar, sampai bilang kalau pacarku masih kuliah, minta sama dia yang sudah kerja. Saya tidak mau terus saya minta turun saja,” ungkapnya lagi.

Cerita dari Stephani hanya salah satu dari sekian banyak yang dialami pengemudi ojol perempuan di DIY. Dwi Setyowati, koordinator Pasukan Ojol Perempuan (POP) Yogyakarta menyampaikan banyak anggotanya yang pernah mengalami upaya pelecehan dari customer laki-laki.

Baca Juga :  Pemkot Surabaya Bagikan Hand Sanitizer Gratis untuk Driver Ojek Online, Simak Lokasi Pembagiannya

“Ada yang duduknya sengaja menempel, lalu ada juga yang digoda secara verbal oleh customer bahkan ada yang pernah mengantar makanan ke kost dan disekap, sampai akhirnya bisa keluar setelah minta tolong pada ojol laki-laki. Itu benar terjadi pada teman-teman di Jogja,” ungkapnya.

Situasi tersebut menjadi keprihatinan bagi Yuni Astuti, Ketua Majelis Pengusaha Pemuda Pancasila (MPPP) DIY yang mengaku siap melakukan advokasi apabila ada ojol perempuan yang mengalami pelecehan. “Ini tidak boleh terjadi, karena bagaimanapun mereka adalah pejuang keluarga yang ingin mencari nafkah dengan halal. Kalau nanti ada kasus, saya bersedia mendampingi secara hukum,” tandas Yuni.

(TOW)

Loading...