Bukan Hanya di Indonesia, Go-Food Disebut sebagai Layanan Antar Makanan Terbesar di Dunia

CEO Gojek Nadiem Makariem mengklaim bisnis pengantaran makanan Go-Food telah mengalahkan vendor pengantar makanan India dan kini menjadi yang terbesar di dunia.

“Go-Food sudah jadi layanan food delivery (antaran makanan) terbesar di dunia, sudah lebih besar dari yang di India bahkan. Padahal, mereka punya 1,2 miliar orang. Kami hanya 250 juta tapi Go-Food udah sangat besar,” kata Nadiem dalam acara Pasar Malam GoFood di Gelora Bung Karno, Jumat (11/5).

Dia melanjutkan Go-Food yang saat ini memiliki 150 ribu merchant di seluruh Indonesia itu merupakan satu dari empat besar layanan di ekosistem Gojek.

Layanan transportasi yakni Go-Ride dan Go-Car masih menjadi juara, sementara tiga layanan lain yang memiliki banyak permintaan adalah Go-Food dan Go-Send. Kendati demikian, Nadiem enggan membagikan angka kontribusi masing-masing untuk layanan bisnisnya.

Baca Juga :  Sudah Apes, Driver Ojek Online Ini Malah jadi Bahan Tertawaan Netizen

Nadiem menilai bisnis makanan memiliki masa depan yang sangat cerah untuk UMKM di Tanah Air. Sebab, orang Indonesia memiliki kebiasaan makan di segala suasana.

“Ekonomi Indonesia yang pertama jago makan dan jago masak. Jadi nggak hanya suka masak, mereka juga suka jajan di luar karena kulturnya begitu. Makanya ini jadi salah satu pilar penting Gojek dan bisa dibilang juga UMKM di Indonesia,” kata dia.

Nadiem melanjutkan bisnis masak paling mudah dimulai di era ini. Hal yang dibutuhkan hanya talenta dan dapur sementara restoran sudah tidak lagi harus dimiliki selama seseorang bekerja sama dengan perusahaan pengantar makanan.

“Hal paling penting dan dibutuhkan adalah talenta di rumah pun bisa masak. Jadi itu merupakan bisnis UMKM yang paling mudah untuk mulai bahkan warung pun butuh modal kan,” kata dia.

Baca Juga :  Rian Ernest Janji Bebaskan Taksi Online Jika Jadi Walikota Batam

Sementara itu, Menteri Koperasi dan UMKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga sepakat dengan Nadiem bahwa bisnis kuliner memang menjanjikan untuk UMKM di Indonesia. Menurut dia, kuliner Indonesia mendapatkan banyak permintaan ekspor.

“Itu bisnis yang export minded-nya tinggi. kuliner, fesyen, alas kaki,” kata Puspayoga saat ditanyai media.

Sayangnya, Puspayoga tidak bisa menyebutkan seberapa besar kontribusi bisnis kuliner pada perekonomian Indonesia.

Puspayoga optimis bisnis ini akan mendapatkan lebih banyak permintaan yang menguntungkan UMKM pada gelaran Asian Games yang dimulai pada Agustus nanti.

Menurut Data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 98 persen perusahaan yang ada di Indonesia masuk kategori UMKM. Usaha kuliner termasuk salah satu sektor UMKM yang paling berkembang.

Baca Juga :  Pemerintah Kejar 8 Juta UMKM Pakai Pembayaran Digital pada 2020

Hasil survei Badan Ekonomi Kreatif (2018) mengungkapkan usaha kuliner termasuk penyumbang utama PDB dari sektor ekonomi kreatif.

(cnnindonesia/tow)

Loading...