Kisruh Transportasi Online di Balikpapan, Warga: Walikota Mau Tanggung Biaya Hidup Kami?

Polemik ditutupnya layanan transportasi online di Balikpapan, yang menyalahi aturan Kemenhub, terus mengundang pelbagai protes publik.

Baik dari pengguna jasa maupun bagi sopir transportasi online itu sendiri sebagai penyedia jasa. Herman, misalnya.

Ia mengeluhkan penutupan itu. Jasa driver yang diberikan pada pelanggan memberi pengaruh paska penutupan. “Nafkah yang saya cari lumayan membantu anak istri. Kalau ditutup, apa pak Walikota mau tanggung biaya hidup kami?” keluhnya, Sabtu 14/10/2017 sore.

Baca: Kemenhub Tegaskan Tidak Ada Larangan Terhadap Transportasi Online

Herman mengaku salah satu korban PHK di perusahaan tambang di Kaltim. Beberapa bulan lalu, ia mendaftar melamar menjadi driver angkutan online.

“Saya bingung waktu itu dilarang, lalu dibuka lagi. Sekarang ditutup lagi. Kok buka tutup buka tutup. Hidup kami seperti dipermainkan kebijakan,” keluhnya.

Baca Juga :  Tingkatkan Pelayanan, Grab dan Unilever International Bekerja Sama

Ia pun membandingkan dengan pengusaha middle up yang malah dipermudah Pemkot Balikpapan.

“Mall, minimarket, dipermudah. Padahal menggerus kehidupan warga. Izin minimarket saya baca di media juga belum ada,” tuturnya.

Tapi bagi penyedia jasa online dan angkot seolah-olah ingin dibenturkan. “Jangan adu domba kami. Sama-sama orang kecil cari nafkah. Pemkot jangan mau mudahnya saja,” ingat Herman.

Baca:

Selain layanan taksi online, Klikbalikpapan juga mencoba menggunakan layanan Go Jek. Walau ditutup, masih ada yang beroperasi. Tapi tanpa menggunakan jaket hijau khas mereka.

Baca Juga :  Komunitas Driver Ojol di Bojong Gede Edukasi Warga Agar Disiplin Melakukan 3M

Ia pun mengeluhkan hal sama. “Mau gimana Mas. Emangnya pejabat mau biayain hidup kita? Seenaknya saja mengeluarkan kebijakan sepihak tanpa tahu apa yang kami rasakan,” tutur Bambang.

Meski ia bukan korban PHK, keputusan menjadi driver online dirasa lumayan membantu biaya hidup yang makin tinggi.

“Hidup kita digencet, wali kota malah asyik mau maju Pilgub. Pemimpin apa seperti itu. Serem Mas,” ujarnya. Terlebih ia sendiri tak menggunakan jaket khasnya lantaran demi keselamatan.

Ia berharap Pemkot dan dewan bisa memberi win-win solution bagi drober online dan konvensional.

“Iya kami seperti diadu. Siapa sih Mas yang mau diadu. Kita gak pernah bermusuhan, tapi kebijakan yang bikin kita dibentur-benturkan,” ujarnya.

Baca Juga :  Ambil Orderan Go-Food Saat Sahur, Perjuangan Nenek Driver Ojek Online ini Bikin Warganet Terharu

(klikbalikpapan/tow)

Loading...