Yuk Jajal Anterin.id, Aplikasi Transportasi Online Pesaing Go-Jek dan Grab

Saingan baru Go-Jek dan Grab Indonesia kini bertambah. Perusahaan penyedia jasa transportasi berbasis aplikasi online, Anterin.id, santer diperbincangkan sejumlah orang belakangan ini.

Tempo menjajalnya. Tahap pemesanan jasa Anterin.id tak berbeda dengan Go-Jek dan Grab. Setelah menekan tulisan ‘Cari Driver’, pemesan berkesempatan memilih pengemudi. Aplikasi akan menampilkan sekitar 10-15 pengemudi lengkap dengan keterangan jarak, harga, dan jenis motor.

Pelelangan pun dimulai. Bila belum memilih, data pengemudi baru akan masuk. Bisa juga pengemudi membatalkan penawarannya dan tidak ada lagi dalam daftar pilihan. Sistem Anterin.id akan memunculkan tanda time out atau waktu habis ketika pemesan tak segera memutuskan pilihannya. Sebab, Anterin.id hanya memberikan waktu empat menit untuk memilih pengemudi.

Baca Juga :  Bantah Keluarkan Taksi Online dari PM 108, Ini Kemungkinan yang Dilakukan Kemenhub

Setelah memesan, calon penumpang harus menunggu respons pengemudi selama 30 detik. Jika pengemudi tak merespons, maka pemesan perlu menunjuk pengemudi lain.

Salah satu pengemudi Anterin.id, Untung Prayitno, sedang menunggu peruntungan. Pesanan Tempo berpijak di Untung. Dia mulai bercerita seputar pengalamannya yang baru satu pekan menjadi pengemudi Anterin.id.

Dia bebas menentukan besaran tarif. Meski begitu, perusahaan tetap membatasi. Pengemudi Anterin.id hanya bisa menawarkan jasanya dengan tarif minimal Rp 500 per kilometer dan maksimal Rp 3 ribu per kilometer. Bekas pengemudi ojek Uber ini mengaku memasang tarif Rp 2 ribu per kilometer.

“Saya pasang Rp 2 ribu aja susah (cari penumpang),” kata Untung, Sabtu, 7 April 2018.

Baca Juga :  Ojek Online Gelar Aksi 151, Driver yang Masih Narik Diminta Lepas Atribut

Untung mengaku tak banyak mengantar penumpang. Tarifnya sebesar Rp 2 ribu per kilometer tak banyak dilirik pemesan. Bahkan ketika mengubah tarif menjadi Rp 1 ribu, peminatnya tetap minim. “Tarif Rp 500 baru dapat (penumpang),” ujar Untung.

Meski bebas memasang tarif, Untung berharap pemerintah campur tangan menentukan tarif ojek online. Dengan begitu, pengemudi tak sepi penumpang.

Untung merasa kesulitan mendapat penumpang saat bergabung dengan Anterin.id. Mungkin, kata Untung, perusahaan yang berdiri sejak 2016 ini baru muncul lagi di masyarakat. Atau karena kentalnya persaingan tarif. “Yang pasang tarif Rp 3 ribu kalah sama Rp 1.500,” katanya.

Grab mengakuisisi unit bisnis pesaingnya, Uber, yang berada di Asia Tenggara pada akhir bulan lalu. Diumumkan di Singapura, Senin pagi, 26 Maret 2018, akuisisi itu akan mencakup perpindahan mitra pengemudi Uber ke lahan bisnis Grab.

Baca Juga :  Tolak PM 108, Berikut 4 Tuntutan Pengemudi Transportasi Online di Jogja

Dua raksasa applicator itu berencana membentuk perusahaan patungan dengan penguasaan saham Uber hanya 27,5 persen. Selain di Indonesia, Grab mengambil alih lini bisnis Uber di Kamboja, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Bos Uber, Dara Khosrowshahi, disambut dalam jajaran direksi Grab.

(tempo/tow)

Loading...