Wow! Bermula dari 20 Driver, Kini Go-Jek Bernilai Setara 34 Triliun Rupiah

From zero to hero mungkin merupakan frase paling tepat untuk mendeskripsikan start-up pertama yang tergolong dalam kategori transportasi ini. Bagaimana tidak, bermula hanya dengan 20 driver di tahun 2010 silam, kini Go-Jek bernilai setara 34 triliun rupiah.

Inovasi yang dikeluarkan oleh Go-Jek sangat mengena di pasaran khususnya Indonesia, mendesak kompetitornya, Uber untuk memperbarui pendekatannya terhadap pasar Asia dan juga menawarkan sepeda motor sebagai jenis transportasinya.

Sebegitu suksesnya, Go-Jek mendapatkan dukungan dari penguasa tech di negara Cina Tencent dan JD.com juga perusahaan ekuitas privat papan atas KKR dan Warburg Pincus.

Gedung Tencent | investors.com
Gedung Tencent | investors.com

 

Tidak hanya itu, beberapa tahun yang lalu mungkin kebanyakan masyarakat memprediksikan bahwa revolusi e-money akan diinisiasi oleh perbankan. Namun siapa sangka revolusi e-money di Indonesia justru datang melalui start-up bidang transportasi seperti Go-Jek?

Baca:

Go-Jek muncul dengan inovasi baru membawa konsep cashless payment dengan fitur e-wallet nya, Go-Pay. Penggunanya dapat mengisi ulang saldo Go-Pay melalui pengiriman melalui bank maupun ATM atau dapat membelinya langsung pada pengemudi Go-Jek dan menggunakannya untuk melakukan pembayaran terhadap penggunaan servis yang ditawarkan oleh Go-Jek.

Go Pay | gojek.com
Go Pay | gojek.com

 

Go-Jek sedang menggarap inovasi baru dimana Go-Pay bisa digunakan tidak hanya untuk servis yang disediakan Go-Jek saja, namun juga berfungsi sebagai alat pembayaran lainnya seperti yang diungkapkan oleh salah satu pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim, “masyarakat akan segera dapat menggunakan Go-Pay untuk pembelian online, pembayaran listrik dan tol.”

Salah satu faktor kesuksesannya adalah salah satu fitur hadiah yang diberikannya, Go-Points yang dikenalkan sejak Januari. Setiap penggunaan Go-Pay akan dihadiahi dengan poin yang dapat ditukarkan dengan voucher diskon untuk penggunaan servis selanjutnya atau ditukarkan dengan barang seperti iPhone, tiket konser, dan lain-lain. Penggunaan Go-Pay meningkat 60% berkat fitur ini.

Go-Pay merupakan penyedia e-wallet servis terbesar keempat di Indonesia setelah e-money milik Bank Mandiri, Flazz milik BCA, dan T-cash milik Telkomsel. Namun meskipun begitu, Go-Jek tetap memiliki keuntungan, berdasarkan survey yang dilakukan oleh JakPat menunjukkan bahwa 47% penggunaan e-money pergi ke transportasi.

(goodnewsfromindonesia/tow)

Loading...