Warga Tasikmalaya Terbantu dengan Hadirnya Ojek Online, Opang Malah Protes

Pemerhati Kota Banjar Nesa mengatakan munculnya ojek online saat ini tidak bisa dipungkiri lagi. Hal tersebut harus disikapi dengan baik.
Menurut Nesa, hadirnya ojek online ada sisi positif dan negatifnya. Positifnya, memudahkan masyarakat mendapatkan jasa pemesanan ojek secara cepat serta memberikan pelayanan yang baik kepada penumpang.

Sedangkan sisi negatifnya, membuat ojek konvensional disaingi sehingga pendapatan mereka menurun. “Seharusnya ada regulasi yang mengatur hal tersebut. Jangan sampai terjadi ketimpangan terhadap ojek konvensional. Mereka juga sama mencari nafkah untuk keluarganya, harus ada solusinya,” jelasnya.

Salah satu warga Banjar Syarif mengaku adanya ojek online memudahkan aktivitas masyarakat modern saat ini. “Mereka sangat membantu dalam menunjang aktivitas seperti saya yang suka mobile,” katanya.

Baca Juga :  Begal Taksi Online Berhasil Diringkus di Rancaekek

Namun, kata dia, tentu adanya kemudahan tersebut juga berdampak kepada ojek konvensional yang merasa tersaingi dengan keberadaan ojek online. “Pasti itu mah kang, maka harus ada aturan biar adil,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, puluhan ojek terminal turun ke jalan Jumat sore (2/3). Mereka berkumpul di Lapangan Bhakti Taman Kota Banjar menyampaikan penolakan terhadap keberadaan ojek online yang beroperasi mulai Januari 2018.

Pantauan media, ojek pangkalan berkumpul dan mengajak pengojek online berdiskusi dengan pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan Kota Banjar. “Saya menolak adanya ojek online karena pendapatan saya menurun hingga 60 persen. Biasanya sebelum ada ojek online ini pendapatan saya dari ngojek sehari bisa dapat Rp 70 sampai Rp100 ribu. Tapi sekarang ingin Rp 30 ribu saja susah,” kata Engkus (50), salah satu ojek yang mangkal di kawasan Terminal Banjar.

Baca Juga :  Jelang Pemilu 2019, Go-Jek Tegaskan dalam Posisi Netral

(radartasikmalaya/tow)

Loading...