Tolol! Bukannya Laporkan Mitranya Pelaku Pelecehan Seksual ke Polisi, Grab Malah Berencana Adakan Mediasi dengan Korban

Seakan tidak kapok dengan kasus-kasus pelecehan seksual sebelumnya, pelecehan driver Grab kembali. Kali ini diduga pelecehan dilakukan pengemudi Grab Car.

Peristiwa menjijikkan itu disebarkan via IG stories dan dipos ulang oleh akun Instagram Indonesia Feminis. Pelaku mencium paksa korban yang merupakan penumpang mobil dan mengancam akan membunuhnya.

Lebih parah lagi, driver Grab Car tersebut juga mengirimkan kata-kata tidak senonoh kepada korban usai kejadian.

Berikut terjemahan dari kisah yang dituliskan sahabat korban tersebut.

“Kemarin, salah satu sahabat baik saya mengalami pelecehan seksual oleh pengemudi Grab Car. Pengemudi itu mencium bibirnya.

“Ia (korban) tidak melawan karena sangat takut oleh ancaman akan dibunuh si pengemudi. (Korban sudah mengirim pesan kepada pacarnya dan salah satu teman kami sudah menelepon polisi kalau-kalau korban tidak mengangkat teleponnya.)

“Kemudian, si pengemudi juga memaksanya memberi bintang 5 ketika ia masih di dalam mobil. Tindakan iu berarti si pengemudi sudah pernah melakukan pelecehan sebelumnya dan sudah ada banyak korban sebelumnya. Kami sudah menelepon Grab Indonesia dan meminta mereka memecat pengemudi itu.

Baca Juga :  Taat Aturan BI, Go-Jek Akhiri Fitur QR Code

“Saya menulis ini untuk membagikan pelajaran dari peristiwa ini. Saya sangat sedih karena peristiwa ini akan memberi trauma kepada teman saya dan korban lainnya. Kami tidak ingin hal serupa terulang pada gadis lain.”

Dari cerita teman korban, tampaknya aksi tak senonoh itu dilakukan pelaku sebelum korban sampai tujuan. Setelah melakukan perbuatannya, pelaku memaksa korban memberi bintang lima. Ia lalu mengancam korban untuk tidak melapor atau pelaku akan membunuhnya.

Setelah peristiwa ini viral, Grab Indonesia memberi penjelasan via Direct Message kepada Indonesia Feminis.

View this post on Instagram

Dear @Grabid, sudah banyak sekali pelecehan seksual yang terjadi di transportasi online. Alangkah baiknya jika mengembangkan prosedur pelaporan yang efektif serta pelatihan mengenai BAGAIMANA CARANYA UNTUK TIDAK MEMPERKOSA. Sudah ada teman-teman dari @_perempuan_ yang berupaya mengusahakan membentuk jejaring dan perumusan prosedur untuk melawan kekerasan seksual di transportasi. . Dan menemukan korban dengan pelaku untuk mediasi itu sama saja membenarkan pelecehan dan kekerasan seksual. Kau kira itu bukan tindakan kriminal dimana satu orang menginvasi pribadi orang lain. Kau kira kami tidak trauma psikis dan fisik? Tolong lah jangan sebodoh ini. Bukannya bantu proses pelaporan hingga ke polisi malah bantu untuk minta maaf dan membenarkan hal seperti itu dan supir" ini di biarkan bebas cuma diberi sanksi. Jangan beri ruang untuk para pelaku kekerasan seksual melancarkan aksinya.

A post shared by Indonesia Feminis (@indonesiafeminis) on

Menurut Grab, pihaknya telah berusaha mempertemukan korban dan pelaku sebagai tindak lanjut atas kasus ini. Namun, korban menolak untuk bertemu.

Indonesia Feminis mencela upaya Grab mempertemukan pelaku dan korban karena mengabaikan trauma yang dialami korban. Seharusnya Grab mendukung kasus ini diproses oleh polisi.

Kasus pelecehan driver Grab dan driver ojek online lain

Kasus serupa bukan yang pertama. April 2018, pengemudi Grab Car di Jakarta merampok dan hampir memerkosa korbannya. Pelecehan driver Grab ini berakhir dengan pelaku yang ditembak mati karena melawan saat hendak ditangkap polisi.

Belakangan diketahui, pelaku menggunakan akun driver Grab milik orang lain saat melakukan aksinya.

Lalu, pada September 2017, masih di Jakarta, seorang pengemudi ojek online memerkosa korbannya, seorang siswi SMA. Korban dibuat tidak sadarkan diri dan diperkosa di rumah teman pelaku.

Pada Juni 2018, perampokan dan percobaan pemerkosaan juga dilakukan pengemudi Grab kepada penumpang yang sudah menjadi langganannya.

Semua kasus tersebut dilakukan oleh pelaku laki-laki kepada korban perempuan.

Cara melawan pelecehan seksual dan kekerasan di dalam mobil

  1. Jika Anda menumpang taksi online sendirian di jam-jam rawan kejahatan, potret plat dan merek mobil sebelum naik dan kirimkan foto kepada teman.
  2. Saat naik, pastikan Anda tahu posisi kunci pintu mobil sehingga bisa melarikan diri sewaktu-waktu.
  3. Membawa pisau lipat atau gunting ke mana pun Anda pergi.
  4. Jika dicekik, pegang lengan pelaku untuk mengendurkan cekikannya

(herstyleasia/tow)

Loading...