Soal Penurunan Insentif, Gojek: Menjaga Penghasilan Driver

Ilustrasi Gojek. KONTAN/Baihaki/22/7/2019

Pernyataan adanya penurunan insentif yang disampaikan oleh Aliansi Driver Online Individu Makassar akhirnya dijawab oleh manajemen Gojek.

Pernyataan yang dimaksud ialah adanya penurunan insentif dan skala prioritas yang diterapkan oleh manajemen Gojek. Manajemen Gojek menyebut, skala prioritas yang disampaikan oleh aliansi itu, sama sekali tidak ada.

Head of Regional Corporate Affairs for East Indonesia Gojek, Mulawarman, mengatakan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Aliansi Driver Online Individu Makassar sama sekali tidak ada. Pihaknya juga tidak memiliki wewenang untuk menetapkan tarif driver tersebut.

“Tidak ada demo oleh driver Gojek di Makassar setelah Pak Nadiem (Makarim) jadi menteri,” kata Mulawarman kepada Rakyatku.com, Minggu (27/10/2019).

“Hal ini yang disampaikan gara-gara Nadiem jadi menteri, tarifnya ini tidak sesuai dengan peraturan menteri perhubungan. Itu salah. Tarif itu semua telah diatur oleh Kementerian Perhubungan melalui Kementerian Perhubungan Nomor 118 Tahun 2019. Itu sudah tidak ada di kami. Sudah di kementerian. Jadi kita tidak bisa mengatur tarif sama sekali,” tambahnya.

Selain itu, adanya aksi yang dilakukan oleh alinasi tersebut dibantah oleh pihak Gojek. Selain dari insentif yang diterima oleh driver, pihak Gojek mengaku memiliki beragam cara untuk dapat meningkatkan kesejagteraan keluarga driver.

“Lalu, kesejahteraan driver itu bukan berdasarkan hanya dari tarif dan insentif. Melainkan banyak ragam untuk meningkatkan kesejahteraannya. Jadi kita ingin driver kita ini tidak selamanya jadi driver. Jadi kita juga berpikir bagaimana driver ini bisa mendapatkan penghasilan yang berkelanjutan. Jadi tidak berdasarkan dari bonus. Jadi kita juga buat bagaimana pendapatan driver ini terjamin,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Aliansi Driver Online Individu Makassar, Moja, mengatakan insentif Gocar menurun hingga 50 persen. Dari angka Rp200 ribu turun menjadi Rp110 ribu.

Penurunan insenitif tersebut diakui oleh pihak Gojek. Namun, hal itu dilakukan untuk menjaga penghasilan driver agar dapat berlangsung dalam jangka waktu lama.

“Kalau penurunan insentif, kami akui benar adanya. Karena kita ingin menjaga pendapatannya lebih stabil. Jadi kami melakukan kebijakan ini memang tidak mudah. Tapi kami telah pikirkan matang-matang untuk kepentingan pendapatan driver yang berlangsung lama,” tambah Mulawarman.

“Makanya kita punya program pelatihan lainnya. Jadi kami yakin, kemampuan driver bisa naik kelas. Jadi kami memang punya program yang mencari penghasilan tambahan utk keluarganya (driver). Jadi keluarganya juga bisa menjadi pelaku UMKM,” tutupnya.

(rakyatku/transonlinewatch)

Loading...