Sempat Ragu hingga Disarankan Tolak Orderan, Driver Taksi Online Tewas Dirampok

Anak kandung mendiang Sani, Mario, yang tak kuasa menahan tangis ketika menyaksikan jenazah ayahnya.

Kesedihan mendalam begitu dirasa keluarga Ruslan Sani (43), driver taksi online di Palembang yang tewas usai menjadi korban perampokan, Sabtu (28/12/2019).

Mario (20) anak kandung korban bahkan tak kuasa menahan tangis setibanya ia di rumah sakit Bhayangkara, Minggu (29/12/2019).

“Astaghfirullahaladzim,” ujar Mario seraya menangis tersedu dan langsung memeluk anggota keluarganya.

Sesekali, tatapan pemuda itu tampak kosong dengan derai air mata yang terus saja membasahi pipinya.

Ia juga lebih banyak menarik nafas panjang seraya tertunduk lesu dengan kesedihan mendalam yang begitu jelas terlihat dari wajahnya.

Meskipun didampingi banyak orang yang berada didekatnya, ia lebih banyak diam dan enggan banyak berkomentar pada siapapun.

Termasuk ketika awak media mendekatinya.

Mario dengan tatapan lesu langsung menggelengkan kepalanya ketika ditanya apakah bersedia berkomentar terkait peristiwa yang telah dialami ayahnya.

Suasana duka dari keluarga mendiang Sani di Instalasi Forensik RS Bhayangkara Palembang (tribunsumsel.com/shinta)

“Maaf ya, dia masih syok,” ujar salah seorang kerabatnya.

Kesedihan Mario makin jelas terlihat ketika jenazah sang ayah dibawa masuk ke mobil ambulans untuk kemudian diantarkan ke rumah duka.

Ia hanya bisa menangis dari kejauhan dan tak sanggup untuk mengangkat keranda sang ayah masuk ke dalam mobil.

Tangisnya pecah dan seketika kata-kata istighfar kembali terlontar dari mulutnya.

Tak hanya Mario yang merasa kehilangan, kakak ipar korban Maryono (65) juga merasakan hal serupa.

“Semalam saya ditelepon oleh istrinya sekitar jam 12 malam dan mengabarkan bahwa adik ipar saya ini sudah meninggal karena menjadi korban perampokan,” ujarnya dengan berderai air mata.

Maryono mengatakan, sejumlah luka tusuk dialami korban akibat kejadian itu.

“Luka yang saya lihat ada di ulu hati satu tusukan, di pinggang dekat ginjal sebelah kiri ada dua luka tusuk. Di bagian kepala belakang sebelah kiri ada tiga lubang tusuk,”paparnya.

Dikatakan Mulyono, menjadi driver taksi online hanyalah pekerjaan sambilan bagi korban sejak lebih dari setahun belakangan ini.

Baca Juga :  Istri Driver Taksi Online Kejar Pembunuh Suaminya Pakai GPS

Selain menjalankan pekerjaan utamanya sebagai tenaga honorer di RSMH.

Pekerjaan itu dijalani korban agar bisa menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan istri dan dua anaknya.

“Kita sama-sama tahu, berapa gaji honor. Jadi sejak lebih dari setahun belakangan dia juga jadi driver taksi online untuk menambah penghasilan.

Anaknya satu masih kuliah semester 1 dan satu lagi baru lulus SMA. Semuanya butuh biaya untuk hidup dan pendidikan,”ujarnya.

Itulah mengapa, ketika tahu korban mulai bekerja sambilan sebagai driver taksi online, pihak keluarga terus mengingatkan agar ia berhati- hati ketika menerima orderan.

Khususnya saat malam hari dan disaat menerima orderan yang dirasa mencurigakan.

“Sebenarnya dia sudah diingatkan untuk hati-hati. Apalagi sekarang ini sudah banyak kejadian buruk yang menimpa driver online.

Tapi rupanya dia ikut jadi korban. Mungkin ini juga sudah jadi ajalnya Seperti ini,” ujar Mulyono yang kembali tak kuasa menahan air matanya.

Atas kejadian ini, pihak keluarga sangat berharap agar aparat kepolisian dapat menindak tegas para pelaku dan menegakkan hukuman berat kepada mereka.

“Kami paham bahwa segala tindak kejahatan sudah ada pasal yang mengatur hukumannya. Tapi kami juga berharap para pelaku kejahatan terhadap adik saya ini mendapat hukuman berat, bila perlu hukuman mati,” ujarnya

Rencananya jenazah korban akan dimakamkan di TPU Sematang Borang.

“Akan kami bawa dulu ke rumah duka sebab istri dan pihak keluarga lain juga ingin melihat jenazahnya. Baru kemudian akan kami makamkan di TPU Sematang Borang,” ujarnya.

Ruslan Sani (43) warga RSS-C Griya Harapan Blok 3 E Kecamatan Sako Palembang, tewas usai menjadi korban perampokan, Sabtu (28/12/2019).

Rupanya, sebelum kejadian itu, korban sempat merasa ragu dengan orderan yang ia terima.

Admin komunitas Driver Royal Club (DRC), Holil mengatakan ia sempat mendapat telepon dari korban yang menanyakan saran mengenai orderan yang ia rasa mencurigakan itu.

Baca Juga :  Driver Taksi Online Ditemukan Gantung Diri di Rumahnya di Gubeng Kertajaya, Warga Sebut Sosok Ramah

“Korban tergabung dalam komunitas DRC sejak 4 bulan lalu. Sebelum menerima orderan itu, dia (korban) konfirmasi ke saya.

Menanyakan orderan ini aman atau tidak karena sudah merasa ragu dari awal.

Saya sendiri sudah menyarankan kalau memang ragu, jangan diterima segera cancel saja. Tapi entah bagaimana korban tetap menerima orderan itu,” ujarnya, Minggu (29/12/2019).

Tangkapan layar order yang diterima Sani sebelum menjadi korban jiwa aksi begal. (tangkapan layar)

Berdasarkan catatan riwayat aplikasi, diketahui orderan tersebut dimulai dari titik jemput di salah satu hotel kawasan Jalan Kolonel Atmo Kecamatan Ilir Timur I Palembang.

Dengan tujuan pengantaran ke Perumahan Griya Asri Gandus Palembang.

“Orderan itu masuk ke aplikasi korban pada pukul 21.33 malam,”ujar Holil.

Diketahui, orderan yang diterima korban atas pesanan dari seseorang yang bernama Antoni.

Diketahui pula bahwa akun tersebut baru dibuat.

“Iya, dugaan kita memang itu akun baru. Karena rating aplikasi itu juga belum cukup.
Tapi sejak kapan dibuatnya kita tidak tahu karena hanya operator yang bisa memeriksanya,” kata Holil.

Dengan kembali jatuhnya korban dari Driver taksi online, Holil berharap agar aparat kepolisian dapat mengusut kasus ini hingga tuntas.

“Sudah cukup driver taksi online yang hilang nyawa karena jadi korban tindak kejahatan.

Kami berharap agar kasus ini diusut tuntas dan ditindak tegas sehingga bisa menjadi contoh agar tidak lagi terulang kejadian serupa,” ujarnya.

Dua pelaku perampokan dan pembunuhan terhadap Ruslan Sani (43), sopir taksi online (taksol) di Gandus pada Sabtu (28/12/2019) malam, kini diamankan di Mapolrestabes Palembang.

Dua pelaku bernama Sulaiman (36) dan Iwan (40) sebelumnya berhasil ditangkap petugas dan warga saat memergoki keduanya yang hendak membuang janazah korban.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Anom Setyadji mengatakan, motif kedua pelaku menghabisi nyawa korban, diduga ingin merampok.

Baca Juga :  Will Smith Jadi Driver Taksi Online, Pakai Mobil Porsche Taycan Turbo S
Wajah kedua terduga pelaku yang menewaskan seorang driver taksi online. (handout)

“Diduga motif kedua pelaku karena ingin menguasainya harta korban,” kata Anom kepada TribunSumsel.com, Minggu (29/12/2019).

Dijelaskan Anom, berdasarkan keterangan pelaku bernama Sulaiman, ia diperintah rekannya bernama Iwan untuk memesan taksol. Lalu datanglah mobil Toyota Avanza warna hitam dengan nomor polisi BG 1442 RP kepada kedua pelaku.

Begal di Griya Asri Gandus Palembang (kolase/sripoku.com/HANDOUT)
Selajutnya pelaku Iwan menyiapkan sebilah senjata tajam jenis badik dan pistol softgun.

“Masuklah kedua pelaku ini ke dalam mobil. Pelaku Sulaiman duduk di sebelah korban dan pelaku Iwan duduk di belakang korban.

Kemudian Iwan menusuk korban beberapa kali di bagian wajah dan dada,” kata Anom.

Setelah menusuk korban, kedua pelaku membawa korban ke daerah Perumahan Griya Asri Kelurahan Pulokerto Kecamatan Gandus.

“Maksudnya tubuh korban itu mau dibuang, tapi aksi kedua pelaku diketahui masyarakat sekitar,” ungkap Anom.

Selajutnya kedua pelaku melarikan diri menggunakan mobil korban namun dikejar warga dan petugas yang sedang berpatroli.

“Lalu di Jembatan Pulokerto Kecamatan Gandus Palembang, pelaku Sulaiman berhasilkan diamankan masyarakat dan dibawa ke Polsek Gandus.

Sedangkan pelaku Iwan melompat ke rawa-rawa Tapi sekitar pukul 23.30, pelaku Iwan ini berhasil diamankan,” papar Anom.

Setelah sempat dihakimi warga, Sulaiman dan Iwan dibawa ke Mapolsek Gandus, kemudian diserahkan ke Mapolrestabes Palembang untuk diproses lebih lanjut.

Pantauan di ruangan Unit Pidum Polrestabes Palembang, kedua yang dalam keadaan babak belur itu pelaku masih diperiksa petugas.

Bau amis dari darah kedua pelaku sangat menyengat di ruangan Unit Pidum. Untuk saat ini, awak media belum diperkenankan mengambil gambar kedua pelaku.

“Masih diperiksa,” tandas Anom.

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Sempat Ragu hingga Disarankan Tolak Orderan, Driver Taksi Online Tewas Dirampok, https://lampung.tribunnews.com/2019/12/30/sempat-ragu-hingga-disarankan-tolak-orderan-driver-taksi-online-tewas-dirampok?page=all.

Loading...