Sedih! Tidak Boleh Bawa Orang, Driver Ojol Surabaya Sering Pulang Tanpa Uang

Ilustrasi PSBB Surabaya

Tak dapat dipungkiri, virus corona (covid-19) menjadi salah satu wabah terbesar di era modern ini.

Kehadirannya menimbulkan banyak cerita pahit di berbagai belahan bumi termasuk di Indonesia.

Pemerintah kemudian membuat aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus rantai penularan virus tersebut.

Namun aturan PSBB ini seperti pisau bermata dua, di satu sisi mampu menekan jumlah kasus covid-19, namun di sisi lainnya memukul pendapatan sebagian besar masyarakat, terutama para pekerja harian yang mengantungkan nafkah di jalanan.

Salah satu yang terpukul adalah ojek online (ojol), menurut Asosiasi ojol terjadi penurunan pendapatan yang sangat drastis pada wilayah yang memberlakukan PSBB, antara 70-90 persen.

Baca Juga :  Kutu dan Ojol Berbagi Ilmu Tentang Bahaya Ponsel Saat Berkendara

Muhammad Zainul (37) driver ojol di Surabaya mengatakan, bila sebelum corona dirinya bisa mendapatkan 10 hingga 12 orderan dalam sehari. Namun saat Corona merebak, pendapatan ayah dua anak ini merosot hingga setengahnya.

“Malah pas PSBB seperti sekarang sering nol orderan. Kita kan tidak boleh angkut orang selama PSBB, jadi cuma mengandalkan kirim barang atau makanan,” ungkap Zainul.

Zainul mengatakan, sehari tanpa orderan banyak dialami ojol lain saat pandemi Corona. Mereka biasanya berkeluh kesah dalam grup media sosial.

“Kita kan ada grup WhatsApp, nah teman-teman ceritanya juga sama, sering nol orderan. Tidak tahu lagi harus bagaimana kalau Corona terus ada? Kita nggak narik (ngojek), nggak punya pekerjaan lain, tapi kalau narik kondisinya seperti ini. Serba susah,” keluhnya.

Baca Juga :  Grab Bagikan i-Kupon Indomaret Rp 150 Ribu ke Ribuan Mitra Pengemudi

(transonlinewatch)

Loading...