Rumah Berdaya Penampung ODS Berhasil Berdayakan Penghuninya, Salah Satunya Jadi Driver Ojek Online

Rumah Berdaya yang menampung rehabilitasi orang dengan skizofrenia (ODS) saat ini sudah berdiri selama dua tahun. Sejauh ini, Rumah Berdaya cukup berhasil membuat penghuninya memiliki “daya” lebih.

Saat ini, sebagian ODS telah menekuni wirausaha dagang soto, sampai menjadi ojek online. Selain itu, mereka juga ada yang membuat kerajinan tangan yang dibutuhkan oleh masyarakat umum.

Koordinator Rumah Berdaya, Kota Denpasar, I Nyoman Sudiasa saat diwawancarai Bali Express (Jawa Pos Group) menjelaskan kemampuan ODS memang berbeda-beda. Sehingga ia mempersiapkan alat dan fasilitas yang berbeda pula dalam pengembangan keahlian mereka. “Seperti di depan ini, mereka menjual soto mulai dua minggu lalu. Bahkan ada yang sudah biasa dia mampu menjadi ojek online,” terangnya di Denpasar Senin kemarin (3/9).

Baca Juga :  Keren! Modal Narik Go-Jek, Pria ini Beranikan Diri Nyaleg

Sudiasa juga mengaku  selama dua tahun berdiri, di sana tercatat 40 ODS secara keseluruhan. Namun yang aktif dan sering kesana hanya 20 sampai 25 orang. Lantaran keterbatasan jarak dan tidak ada mengantarkan kesana untuk mengikuti terapi maupun pembinaan yang disediakan.

Dalam kesempatan tersebut, dia juga mengaku selama dua tahun ini sudah banyak ODS mengalami perubahan. Terlebih yang dinyatakan pulih ada melanjutkan usaha keluarganya. “Karena ada beberapa yang sudah biasa interaksi di masyarakat,  kalau ada kegiatan tertentu baru mereka sekedar jenguk ke sini,” papar pria asli Singaraja tersebut.

Sedangkan dengan barang-barang yang dihasilkan dari kerajinan tersebut, Sudiasa mengaku terkendala pada pemasaran dan modal. Seperti pembuatan sablon dan kaos, pihaknya kendala pada pemasaran mau dibawa kemana barang tersebut yang telah jadi. Begitu juga dengan kerajinan nampan mempergunakan koran bekas.

Baca Juga :  Wow, Mitra Go-Food Go-Jek Tembus 400.000 Ribu Ribu Pedagang

Namun yang baru berjalan dia mengaku baru pada produksi dupa. Lantaran hampir setiap bulan dupa yang dibuat oleh ODS tersebut dibawa ke instansi pemerintah se-Kota Denpasar. Mulai dari puskesmas, rumah sakit, hingga kantor-kantor pemerintahan yang ada.

“Pada hari jadi yang ke dua  ini saya berharap agar keberadaan kita di sini diperhatikan lagi. Selain itu juga agar pandangan masyarakat terhadap ODS tidak salah. Karena kami di sini tempat rehabilitas, jadi berbeda dengan ODS yang diterlantarkan, jadi tidak usah takut,” terangnya.

Pantauan koran ini, memang tampak mereka sedang bahu-membahu membantu rekannya dalam memeprsiapkan setiap kegiatan. Salah satunya saat membuka angkringan berjualan soto di depan rumah berdaya tersebut. Mereka mengaku buka dari pukul 11.00 sampai pukul 20.00 setiap harinya.

Baca Juga :  Bagi Driver Ojek Online yang Jujur, Haram Menggunakan "Tuyul"

(jawapos/tow)

Loading...