Riset UI: Gojek Membantu Mitra Driver dan UMKM Cepat Memulihkan Ekonominya

Mitra driver Gojek dapat memanfaatkan bantuan belanja sembako untuk membeli berbagai kebutuhan pokok di warung, supermarket maupun tempat-tempat lainnya.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) melakukan penelitian yang mengungkap bahwa kontribusi Gojek terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat sebanyak 60 persen pada akhir 2021. Studi itu menunjukkan bahwa Gojek terus menunjukkan kontribusi positif pada perekonomian nasional setiap tahunnya.

Peneliti LD FEB UI, Alfindra Primaldhi, mengatakan riset ini merupakan penelitian keempat terkait dampak ekosistem Gojek yang dilakukan setiap tahunnya. Tahun lalu, tim menemukan bahwa ekosistem Gojek membantu mitra bertahan di tengah pandemi. Riset tahun ini menunjukkan mayoritas mitra dalam ekosistem Gojek mulai mengalami pemulihan pendapatan daripada awal pandemi.

“Hal ini menunjukkan ekosistem Gojek membantu percepatan proses pemulihan pada mitranya,” ujar dia dalam acara virtual, Kamis, 21 Oktober 2021.

Studi ini dilakukan dengan metode survei melalui kuesioner secara daring dengan pendekatan random sampling. Pengumpulan data dilakukan pada minggu pertama hingga ketiga Agustus 2021, dengan responden yang terdiri dari drivers Gojek, GoCar, GosSend, dan GoKilat melalui In App Message; Mitra Usaha GoFood melalui Email blast, Push Notification, WFB (Whatsapp for Business); dan Consumer dan Social Seller melalui Push Notification.

Total responden yang mengisi kuesioner secara lengkap dan dapat dilakukan analisis adalah 47.218. Responden tersebut terbagi menjadi mitra driver GoRide sebanyak 10.837; driver GoCar 9.756; driver GoSend dan GoKilat 7.228; mitra usaha GoFood 4.363; Social Seller 1.728; dan konsumen 8.559.

Menurut Alfindra, Gojek membantu mitra driver dan UMKM cepat memulihkan ekonominya melalui peningkatan pendapatan pada 2021 daripada 2020. Peningkatan itu membuat kontribusi ekonomi ekosistem Gojek dan GoTo Financial (di luar Tokopedia). “Diperkirakan menjadi 1,6 persen dari PDB Indonesia, atau sekitar Rp 249 triliun di tahun 2021, meningkat 60 persen,” katanya.

Selain itu, studi berjudul ‘Dampak Ekosistem Gojek terhadap Perekonomian Indonesia 2021 dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional’ juga mengungkap temuan menarik lainnya, yakni ekosistem Gojek membantu mitra-mitranya tumbuh sehingga optimis terhadap pemanfaatan platform online sebagai tempat mencari nafkah. Pendapatan Mitra UMKM GoFood rata-rata naik 66 persen pada 2021 daripada 2020.

Mitra driver GoCar dan GoRide mengalami peningkatan pendapatan pada 2021 sebesar 24 persen dan 18 persen daripada 2020. “Ini menandakan pelaku sektor informal yang berada dalam ekosistem digital turut merasakan sekaligus berkontribusi ke pemulihan ekonomi,” tutur Alfindra.

Studi juga mencatat hampir seluruh mitra driver dan mitra kurir memprioritaskan fleksibilitas waktu dalam kemitraan dengan Gojek. Empat dari lima mitra driver menyatakan mereka tetap dapat memiliki pendapatan untuk menafkahi diri dan keluarga melalui kemitraan dengan Gojek. Sementara empat dari lima mitra kurir menyatakan puas dengan kemitraan dengan Gojek.

Selain itu, mayoritas (lebih dari 80 persen) mitra UMKM dan mitra driver di ekosistem Gojek semakin optimis terhadap tren pertumbuhan layanan online setelah pandemi. Bahkan ingin terus bermitra dengan Gojek ke depannya.

Wakil Kepala LD FEB UI, Paksi Walandouw, menambahkan resiliensi, kecepatan pemulihan melalui peningkatan pendapatan mitra driver dan UMKM yang berada di ekosistem Gojek berdampak positif pada pemulihan ekonomi Indonesia di masa pandemi. “Ini ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan para mitra driver dan UMKM pada 2021, yang diperkirakan akan mencapai Rp 66 triliun dibanding tahun lalu,” katanya.

Angka peningkatan 60 persen tersebut, Paksi yang juga terlibat dalam penelitian melanjutkan, dihitung berdasar total pendapatan (sumbangan langsung) dari mitra GoRide dan GoCar di sektor transportasi. Dan total pendapatan Gojek dari mitra UMKM GoFood, social seller, dan mitra UMKM GoTo financial.

“Serta dampak ekonomi ikutan (multiplier) yang dihitung dari total output untuk sektor perhubungan darat dan sektor penyediaan jasa dan minuman berdasar tabel input output,” ujar dia.

Mayoritas responden (95 persen) tersebar di 21 kota, yaitu Manado, Samarinda, Balikpapan, Pekanbaru, Makassar, Palembang, Lampung, Medan, Denpasar, Solo, Tangerang Selatan, Depok, Semarang, Malang, Bogor, Yogyakarta, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Bandung, dan Jakarta.

(transonlinewatch.com) Artikel ini telah tayang di tempo.co

Loading...