Purpose, Cara Emak Programmer Go-Jek Memaknai Hidup

Sosok Alamanda Shantika Santoso sudah dikenal banyak orang. Pun begitu ada sisi-sisi lain di kehidupannya yang belum banyak diketahui.

Semua itu diungkap dalam buku bertajuk Purpose: Living in the Process. Buku setebal 128 halaman ini ditulis langsung Alamanda sendiri, alhasil kita seolah membaca buku diary milik perempuan yang sempat dijuluki emaknya programer Go-Jek ini.

Ala, demikian sapaan akrabnya, membuka bukunya dengan cukup menarik. Dia menceritakan dua sosok hewan yang punya arti penting dalam kehidupannya. 

Kedua hewan tersebut adalah kodok dan burung hantu. Tentu membuat penasaran apa yang membuat hewan tersebut begitu bermakna padahal banyak orang jijik terhadap kodok dan takut pada burung hantu.

Bila kebanyakan anak-anak ingin menjadi dokter atau insinyur ketika dewasa, Ala pilih menjadi kodok. Alasannya kodok mampu melakukan lompatan jauh dari satu daun kecil ke lainnya, dan Ala ingin seperti itu. Hewan amfibi ini pun dianggap tepat menggambarkan sebuah perubahan yang harus melalui proses tidak instan

Baca Juga :  Kuota Taksi Online Dibatasi 1.700 Unit, ADO Tunggu Mediasi dari Komisi IV DPRD Sumsel

Soal burung hantu sendiri tidak lepas dari pesan sang ayah. Karena teramat penting, Ala sampai mengabadikannya di lenggan kanannya.

‘Perjodohan’

Dalam bukunya ini, Ala menceritakan kembali bagaimana kehidupannya di masa kecil hingga perjuangannya di tengah kondisi perekonomian keluarga yang sulit. Namun kisah perjodohan hidup dengan dua sosok pria mendominasi buku yang diterbitkan B First pada September lalu.

Pria tersebut bukanlah kekasih Ala, keduanya adalah mentor hidup perempuan yang lahir tahun 1988 ini. Sosok pertama adalah Rama Notowidigdo, Co-Founder Nostra Technology dan sejumlah startup di Tanah Air. 

Bisa dikatakan Rama yang menggembleng Ala di dunia programing. Baik ketika di Nostra Technology, maupun saat keduanya bekerja sama kembali di Kartuku. 

Sosok kedua tentu sudah bisa ditebak, Nadiem Makarim. Dari apa yang dituliskannya, kita bisa tahu betapa Ala punya kesan yang begitu mendalam pada bos Go-Jek itu. Kita pun jadi ikutan terkagum pada figurnya.

Baca Juga :  Dirumahkan Karena Pandemi, Pria Ini Jadi Driver Taksi Online, Begini Kisahnya

Cukup menarik Ala membeberkan hal-hal yang belum banyak diketahui soal Nadiem. Tidak ketinggalan soal alasan kenapa perempuan alumni Binus ini berhenti dari Go-Jek dituangkan dalam buku ini.

Zebra

Tentu Ala tidak menyia-yiakan bukunya untuk ‘mempromosikan’ soal Binar Academy. Dia menuturkan dengan sangat gamblang soal startupnya itu, dari latar belakang hingga apa saja program yang dimiliki.

Namun pencapaian yang ingin dilakukan Binar cukup menarik disimak. Alih-alih menjadi unicorn seperti kebanyakan startup, Ala ingin menjadikan Binar sebagai Zebra.

Menurutnya zebra berusaha menggabungkan antara disruptong, supporting, cultivate dan connection. Seperti warna kulitnya, zebra adalah perpaduan antara hitam dan putih. Jika diapliksikan dalam dunia bisnis, zebra menjadi titik keseimbangan antara bisnis konvensional dan inkonvensional.

Inspiratif

Begitu banyak nilai inspirasi yang diberikan Ala dalam buku ini. Tidak saja perjalanan hidup dan kariernya, ada sosok lain yang diceritakannya yang membuat kita menghargai hidup.

Baca Juga :  Kerjasama dengan Rumah Zakat Aceh, Go-Jek Adakan Buka Puasa Bersama Anak Yatim dan Kaum Dhuafa

Ada Rio, anak jalanan di perempatan lampu merah yang kerap diceritakan Ala. Lalu ada Mistrah, pria yang berasal dari Indramayu. Dia nekad ke Yogyakarta dengan modal pas-pasan demi mengikuti kelas di Binar Academy.

Dia hanya membawa uang Rp 400.000 untuk hidup selama sebulan di Kota Pelajar. Karena bekalnya tidak cukup untuk biaya kost, Mistrah terpaksa tidur di masjid. 

Tekadnya sudah bulat ingin menguasai coding. Semua itu demi mengembangakan sistem e-learning untuk sekolah, sehingga dapat membantu anak-anak di daerahnya. 

Mengikuti perjalanan kehidupan Ala di Purpose tidak membosankan. Dia berhasil menuturkan dengan menarik, seolah dia berbicara langsung ke pembaca sebagai seorang teman, bukan motivator. Walaupun banyak nilai-nilai yang bisa jadi penyemangat dan memaknai hidup.

Adanya quote dari sejumlah tokoh dan Ala sendiri, serta sketsa-sketsa menambah daya tarik buku ini. Cocok menjadi bacaan kamu di akhir pekan.

(detik/tow)


Loading...