Penarik Becak di Meulaboh Tolak Kehadiran Grab

Darmawan @aceHTrend/Ikhsan Pakusa

Terkait wacana Bupati Aceh Barat untuk menghadirkan transportasi online Grab sebagai layanan bisnis transportasi di daerah tersebut, masih menuai pro dan kontra dari masyarakat khususnya penyedia jasa transportasi lokal. Sebelumnya Bupati Aceh Barat Ramli MS telah menerima perwakilan manajemen Grab Indonesia Provinsi Aceh, saat penjajakan upaya pembukaan layanan transportasi daring berbasis teknologi di daerah tersebut pada Minggu, 23 Februari 2020 lalu.

Mengutip lansiran Antara Aceh, Bupati Aceh Barat mengatakan, dia akan mendukung investasi dengan tidak merugikan masyarakat, dan akan mendukung masyarakat dengan dengan tidak merugikan investor.

Di sisi lain, banyak penyedia jasa transportasi lokal di Meulaboh tidak menyetujui wacana Bupati Aceh Barat untuk menghadirkan Grab di kabupaten itu.

Salah seorang penyedia jasa becak penumpang, Darmawan, kepada aceHTrend mengatakan belum tepat di Meulaboh untuk dihadirkan transportasi berbasis aplikasi online. Pasalnya Meulaboh masih tergolong kota kecil dan penduduknya tidak terlalu padat.

Baca Juga :  Kampanyekan Keselamatan dan Kenyamanan, Grab Gandeng Dishub dan Polres

“Untuk mendongkrak kemajuan daerah seharusnya Bupati Aceh Barat selaku seorang pemimpin tidak serta merta menghadirkan suatu yang baru tanpa menghiraukan yang lama. Pasalnya wacana menghadirkan Grab di Meulaboh sangat melukai hati para penyedia jasa becak penumpang,” sebutnya kepada aceHTrend di Meulaboh, Sabtu (07/03/2020).

Bila transportasi online itu hadir di Meulaboh, akan sangat banyak masyarakat akar rumput yang akan kehilangan pekerjaan karena banyak yang menggantungkan nasibnya sebagai penarik becak.

“Banyak para penyedia jasa becak penumpang yang sudah berkeluarga dan rata-rata mereka semua orang kurang mampu. Kebanyakan dari mereka juga pekerja dari pemilik becak bukan becak milik sendiri. Mereka punya anak dan istri yang harus dinafkahi,” tambahnya lagi.

Baca Juga :  Aneh! SPTI Sebut Taksi Online Belum Miliki Izin dan Tuntut Stop Beroperasi

Dia melanjutkan, jika wacana menghadirkan Grab direalisasikan maka akan sangat banyak masyarakat yang akan kehilangan pekerjaan sehingga pengangguran akan semakin bertambah di Aceh Barat.

Selain itu Darmawan juga mengatakan, seharusnya solusi untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran di Aceh Barat belum tepat dengan menghadirkan bisnis Grab di Aceh Barat.

“Seharusnya Bupati Aceh Barat harus mencari solusi suatu inovasi bagaimana para penyedia jasa becak penumpang ini bisa mengikuti perkembangan zaman yang begitu canggih, apakah dengan melakukan inovasi sistem para penyedia jasa becak dengan beralih ke cara pemesanan secara online (daring) atau apa pun itu mengikuti perkembangan teknologi,” sarannya.

Dia juga berharap agar Bupati Aceh Barat mempertimbangkan wacana menghadirkan Grab di Meulaboh, karena menurutnya akan banyak masyarakat yang kecewa dengan keputusan itu. Karena tambahnya jangan sampai masyarakat yang sudah memilihnya menjadi pemimpin, tetapi kurang menghiraukan nasib masyarakat kecil yang bergantung nasib pada jasa becak penumpang tersebut.

Baca Juga :  Soal Penetapan Tarif Baru, Grab Akhirnya Angkat Bicara

“Selain penumpang yang sering sepi pendapatan kami juga tidak seberapa, bahkan terkadang para penyedia jasa becak penumpang harus menunggu lama sampai ketiduran di becak menunggu penyewa. Begitulah pahitnya perjuangan kami mencari rezeki, kalau Grab betul dihadirkan maka kami harus bergantung ke mana lagi mencari nafkah,” katanya.

Artikel ini telah tayang di https://www.acehtrend.com/2020/03/07/penarik-becak-di-meulaboh-tolak-kehadiran-grab/

Loading...