Kenapa Tidak ada Taksi Online di Bandara Baru Ahmad Yani Semarang?

PT Angkasa Pura I akan seleksi operator taksi yang beroperasional di terminal bandara Ahmad Yani Semarang.

Pantauan media, terlihat transportasi moda lanjutan yang beroperasi hanya taksi bandara, dan Trans Semarang..

Tidak satu pun terlihat operator taksi lain yang mengangkut penumpang di terminal bandara. Operator lain hanya menurunkan penumpang di area drop zone (area menurunkan penumpang) bandara.

Loket pemesanan taksi yang ada hanya melayani pemesanan taksi yang berlabel bandara Ahmad Yani Semarang.

Hal ini dibuktikan ada satu label taksi bandara yang mengantre di area tersebut.

Airport Operation and Service Departement Head, PT Angkasa Pura I, Agus Sina mengatakan akan berusaha untuk mengantisipasi adanya komplain masyarakat tidak adanya armada taksi di bandara.

Baca Juga :  Satlantas Polres Pekalongan Sebut Sosialisasi Penggunaan GPS Sebagai Tindakan Preventif

Pihaknya mengakui kurangnya stok taksi ini yang terjadi sekitar tanggal (6/6), dan (7/6). Hal ini dikarenakan taksi yang dibawa ke terminal baru berasal dari terminal lama.

“Kami sempat menyeleksi operator taksi lainnya. Pada saat operasi boyong ke sini (terminal baru) usaha-usaha yang berkaitan dengan service (pelayanan) yakni atm, taksi, money changer kami tarik dulu untuk mengoperasikan bandara tanpa kontrak baru,” jelasnya, Senin (11/6/2018).

Agus meminta hal tersebut dapat dimaklumi jika terjadi keterlambatan taksi saat itu.

Hal ini disebabkan karena di saat peak season (hari libur) atau angkutan lebaran terjadi kekurangan.

“Seperti biasa pengelola taksi existing akan bekerjasama dengan pengolola taksi luar untuk membantu. Namun kondisi saat itu belum memadai,” tuturnya.

Baca Juga :  Brutal! Sekuriti Perumahan Pukul Driver Ojek Online hingga Berdarah

Dikatakannya, pada hari Sabtu (9/6) pihak manajemen bandara menemui pengelola taksi untuk meminta komitmen yakni memastikan armada taksi untuk mendukung angkutan lebaran. Saat ini taksi bandara yang tersedia berjumlah 125 armada.

“Secara waktu saya tidak terlalu tahu. Yang pasti mereka bekerja rutenya berzona. Setelah mengantar mereka kembali lagi untuk mengambil antrean,” jelasnya.

Menurut dia, perputaran taksi bandara cepat. Oleh karena itu pihaknya butuh dukungan tambahan yakni pada jam-jam tertentu khususnya sore dan malam hari akan ada taksi bantuan dari luar bandara.

“Hal ini dilakukan sampai kami mempunyai kerjasama dengan operator lain,” ujarnya.

Kata dia, kedepannya AP I akan melakukan seleksi maupun penilaian terhadap pelayanan taksi di bandara. Pihaknya tidak mempermasalahkan selama taksi yang beroperasional di bandara pelayanannya aman, lancar, dan tertib.

Baca Juga :  Go-Jek Teruskan Uji Coba Tarif Baru Minimum Rp 10.000, Driver Tak Jadi Demo

“Jika pun seleksi tidak mungkin cuma satu operator. Artinya akan terjadi lagi kekurangan seandainya satu saja,” imbuhnya.

Taksi luar bandara, kata dia, dapat mengambil penumpang di dalam terminal selama mengikuti persyaratan seleksi.

Taksi yang ada di bandara saat ini telah kontrak kerjasama dengan AP I.

“Jadi tidak bisa operator yang tidak ada kerjasama kontrak lantas masuk mengambil penumpang,” jelasnya.

Ia menuturkan untuk transportasi atau taksi online, pihak AP I belum dapat menerima.

Hal ini diberlakukan selama aturannya belum memenuhi syarat kementerian perhubungan.

“Kalau BRT subsidi karena fasilitas. Jadi kami harus supprort (dukung). Untuk BRT kami tambahkan jam operasional,” tukasnya.

(tribunnews/tow)

 

Loading...