Kandidat- Kandidat CEO Baru Uber Pengganti Travis Kalanick

Setelah berunding selama dua hari pada Jumat dan Sabtu akhir pekan ini, dewan direksi dari Uber dilaporkan mulai memberikan suaranya untuk memilih CEO baru yang ditargetkan sudah muncul nama kandidat terkuatnya pada hari ini, Minggu (27/8).

Namun, hasil dari perundingan itu sejauh ini tampaknya masih belum jelas. Dan, karena ini adalah Uber, blog teknologi Recode berkata bahwa semua voting yang dilakukan selama akhir pekan itu masih bisa berubah. Mantan CEO General Electric, Jeff Immelt (61 tahun), dilaporkan telah menyampaikan visinya untuk masa depan Uber di akhir pekan ini.

Baca:

Baca Juga :  Belanja Gunakan Ojek Online Genjot Nilai Perekonomian Daring Tembus USD50 Miliar

Visi untuk menjadi pemimpin Uber juga telah disampaikan oleh seorang eksekutif laki-laki, yang sampai saat ini belum diketahui namanya.


Jeffry Immelt, CEO GE

Dari perundingan akhir pekan ini, Recode mengatakan ada beberapa anggota dewan direksi terganggu oleh kritik investor yang mengkhawatirkan Immelt bakal sangat akomodatif pada Travis Kalanick, mantan CEO Uber yang didepak namun masih duduk di kursi dewan direksi. Immelt diduga akan membiarkan Kalanick untuk kembali mengambil peran besar di Uber.

Beberapa orang bahwa menganggap Immelt hanya akan menjadi CEO Uber dalam jangka pendek. Anggota dewan direksi Uber yang lain juga kembali mencoba mengajukan tawaran posisi CEO kepada Meg Whitman (61), yang saat ini menjabat sebagai CEO Hewlett Packard Enterprise. Whitman sebelumnya pernah mendeklarasikan diri ke publik bahwa ia tidak tertarik dengan pekerjaan CEO di Uber.

Baca Juga :  Selama Pandemi Layanan GoMart Naik hingga 8 Kali Lipat


Meg Whitmen, CEO Hewlett Packard Enterprise

Benchmark Capital, perusahaan modal ventura yang menjadi investor dan duduk di kursi dewan direksi Uber, sejak awal telah mendorong Whitman untuk duduk di posisi tersebut. Mereka percaya pikiran Whitman masih bisa berubah pikiran, karena semuanya mungkin saja terjadi.

Benchmark sendiri adalah salah satu pihak yang anti-Kalanick. Mereka mengajukan gugatan hukum kepada Kalanick karena dinilai tidak menghormati syarat pengunduran diri dan berusaha mengubah susunan dewan direksi untuk keuntungannya sendiri.

Sampai saat ini belum jelas siapa yang akan menjadi CEO Uber. Suara dari kursi dewan direksi Uber ini tidak selamanya harus bulat, dan tidak selamanya pihak yang meraih suara terbanyak adalah pemenangnya.

Baca Juga :  Alasan Biak Belum Membutuhkan Transportasi Online

Jika para petinggi Uber telah menemukan orang terbaik untuk memimpin perusahaan, CEO baru itu akan diumumkan ke para karyawan pada pertengahan pekan depan.

(kumparan/tow)

Loading...