Belanja Gunakan Ojek Online Genjot Nilai Perekonomian Daring Tembus USD50 Miliar

Nilai transaksi ekonomi dalam jaringan (daring) internet, mulai pemesanan akomodasi wisata hingga ojek online, di Asia Tenggara akan mennembus USD50 miliar pada tahun ini. Laporan riset bersama Google dan Temasek Holdings Pte memperkirakan, nilaiekonomi daring itu akan meningkat empat kali lipat pada 2025.

Dengan semakin banyaknya jumlah konsumen yang membeli tiket penerbangan dan pemesanan hotel melalui telepon pintar, pasar travel daring di kawasan tersebut terus berkembang dari USD19,1 miliar pada 2015, menjadi USD26,6 miliar pada 2017.

Baca:

Baca Juga :  Grab dan PT Pertamina Beri Akses Pinjaman Usaha ke Mitra Agen GrabKios

Hasil riset yang dirilis kemarin (Senin, 11/12) mencakup empat sektor penting dalam perekonomian internet itu yaitu; travel, media, ojek dan e-dagang.
Belanja daring dan ojek online mendapat perhatian khusus, karena peran Grab, Uber Technologies Inc., dan Go-Jek yang dinilai berhasil mengembangkan bisnis modelnya sehingga disukai konsumen.

Dari USD12 miliar modal yang diinvestasikan di perusahaan internet Asia Tenggara sejak 2016, USD9 miliar diantaranya diperoleh oleh perusahaan rintisan(unicorns/startups) dengan valuasi lebih dari USD1 miliar. Padahal pada2015 lalu, perusahaan-perusahaan rintisan itu – di Singapura, Indonesia, dan Malaysia – baru memperoleh dana sebesar USD1 miliar.

Kondisi tersebut memperlihatkan bagaimana investor global dan regional menyukai perusahan internet terbesar dan paling mapan, tulisan laporan tersebut, seperti dikutip Bloomberg, (12/12).

Baca Juga :  Aksi Driver Ojek Online Tandai Ranjau Jalanan, Wajib Diapresiasi

Pertumbuhan bisnis dalam ekonomi internet juga digerakkan oleh linjakan pengguna baru telepon pintar. Asia Tenggara akan mempunyai sekitar 330 juta pengguna internet aktif secara bulanan pada akhir 2017 nanti – setara dengan jumlah penduduk Emerika Serikat – bertambah lebih dari 70 juta pengguna baru dibanding 2015 lalu.

Menurut laporan tersebut, nilai kotor penjualan barang baru melalui e-dagang diperkirakan akan mencapai USD10,9 miliar pada 2017, atau hampir dua kali lipat tahun 2015 lalu. Sedangkan pertarungan sengit Go-Jek, Grab, dan Uber di pasar ojek online Asia Tenggara, diekspektasikan akan meningkat dua kali lipat dibanding 2015 lalu menjadi USD5,1 miliar pada 2017, sebelum melambung mencapai USD20,1 miliar pada 2025.

Baca Juga :  Memalukan! Didesak Angkot dan Opang, Pemkab Wonosobo akan Tutup Angkutan Online

Jutaan pengguna bertransaksi dan bermain di platform mereka setiap harinya, memberi awalan yang baik untuk mencapai tujuan mereka membangun jasa pembayaran digital yang dapat diterima para pedagangan online maupun offline, ungkap laporan itu.

(indopremier/tow)

Loading...