IPO GoTo Bakal jadi IPO Terbesar dalam Sejarah Pasar Modal Indonesia

Ilustrasi - Grup GoTo. (ANTARA/Grup GoTo)

Pelaku pasar kini tengah menanti kehadiran GoTo Grup, hasil merger Gojek—Tokopedia, untuk segera melantai di bursa saham. GoTo pun telah memberi signal bahwa mereka berencana untuk go public alias IPO tahun ini. CEO GoTo Group, Andre Soelistyo, menyebut bahwa perusahaannya akan masuk ke bursa saham sebelum akhir tahun 2021.

Andre mengatakan, pihaknya memiliki rencana dual listing di Jakarta dan AS. Ia menjadikan Indonesia sebagai pasar prioritas dalam penawaran umum perdana mereka.

Mudah mudahan sebelum akhir tahun udah IPO. Indonesia pasti diprioritaskan. Ada wacana bisa dua listing. Indonesia itu perusahaan teknologi masih jarang IPO. Kami konsiderasi memikirkan dua listing juga. Mudah mudahan sebelum akhir tahun bisa melantai. Semoga kejadian. Pasti ada jalan,” ujar Andre di Jakarta, Selasa (18/5).

Dia memastikan yang akan melantai di bursa nanti adalah GoTo Group selaku holding company. GoTo resmi diperkenalkan ke publik pada awal pekan ini. Gabungan raksasa ride hailing Gojek dan platform e-commerce itu diperkirakan bernilai USD 40 miliar menurut laporan Bloomberg. Unit usahanya adalah Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial.

Baca Juga :  Memberikan Dampak Positif Terhadap Masyarakat, Mitra Gojek Diapresiasi Menparekraf

Dalam keterangan resminya, perusahaan mengaku memiliki valuasi mencapai USD 18 miliar atau setara Rp 257,04 triliun (kurs: Rp 14.280 per USD). Valuasi tersebut berdasarkan putaran penggalangan dana Gojek pada 2019 dan Tokopedia pada awal 2020 lalu.

Data serupa juga dirilis oleh CB Insights. Dalam risetnya, CB Insights membeberkan bahwa per April 2021, valuasi Gojek tercatat sebesar USD 10 miliar sedangkan valuasi Tokopedia adalah senilai USD 7 miliar. Artinya valuasi dari gabungan atau GoTo pada April 2021 mencapai USD 17 miliar atau setara dengan Rp 242,76 triliun. Valuasi menurut CB Insights ini, menempatkan GoTo pada urutan ke-12 sebagai perusahaan rintisan dengan valuasi terbesar di dunia.

Baca Juga :  GoJek Ungkap Peningkatan Delivery Makanan dan Belanja Bahan Pokok Saat Pandemi

Dalam laporannya, CB Insight juga merinci bahwa penggabungan Gojek dan Tokopedia disebut-sebut menghasilkan perusahaan baru dengan valuasi mencapai USD 40 miliar atau setara Rp 560 triliun.

Jika benar valuasi GoTo mencapai nilai tersebut maka perusahaan gabungan ini berpotensi menjadi emiten besar dengan kapitalisasi pasar di bawah Bank BCA. Berdasarkan data RTI, Senin (24/5), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih tercatat sebagai perusahaan publik yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar yaitu mencapai Rp 779,71 triliun. Sementara itu kapitalisasi pasar jumbo lainnya dipegang oleh Bank BRI yang tercatat senilai Rp 498,32 triliun.

Dengan kapitalisasi pasar yang super jumbo tersebut, IPO GoTo juga digadang-gadang bakal menjadi IPO terbesar dalam sejarah pasar modal Indonesia. Hingga saat ini, nilai terbesar yang pernah tercatat di BEI adalah IPO PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yaitu senilai Rp 12,23 triliun. Perusahaan yang dinakhodai Garibaldi Thohir tersebut melantai di pasar modal pada 2008.

Baca Juga :  Gojek Buka Peluang UMKM Kuliner Medan Raih Pendanaan

Selain itu, IPO PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga termasuk jumbo dengan nilai Rp 6,29 triliun. Sementara itu, PT Waskita Beton Precast Tbk, anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk juga tercatat sebagai IPO jumbo dengan nilai Rp 5,6 triliun. Emiten konstruksi ini listing pada 2016.

Kemudian, maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) juga melantai di bursa dengan nilai mencapai Rp 4,75 triliun pada 2011. Disusul dengan IPO Bank BRI (BBRI) senilai Rp 4,16 triliun dan Jasa Marga (JSMR) senilai Rp 3,16 triliun.
Lalu bagaimana dengan GoTo? Kita tunggu saja, ya.

(TOW)

Artikel ini telah tayang di Kumparan.com

Loading...