Hengkang dari Asia Tenggara dan China, Uber Berjaya di India

Uber Technologies memang telah mundur dari pasar China dan Asia Tenggara. Tetapi Uber masih mempertahankan eksistensinya di pasar India.

Dalam sebuah email yang diperoleh oleh CNBC International, kepala Uber India Pradeep Parameswaran mengatakan kepada para eksekutif perusahaan, termasuk CEO Dara Khosrowshahi dan CFO Nelson Chai, bahwa Uber India mencatatkan pemesanan sebesar US$ 1,64 miliar atau setara Rp 23,62 triliun (asumsi US$1= Rp 14.400) pada kuartal ketiga.

Parameswaran menulis tahun ini Uber India akan menutup tahun ini dengan posisi “paling kuat yang pernah ada – sebagai pemimpin ride bisnis berbagi tumpangan di India. Uber India juga berencana menambah tim teknis pada kuartal tiga ini dan tahun depan di hub besarnya, Banglore dan Hyderabad.

Baca Juga :  Subhanallah! Apa yang Dilakukan Pasangan Suami Istri Driver Go-Jek Ini Patut Diteladani

India menjadi satu-satunya pasar yang dimasuki Uber di Asia. Uber telah menghabiskan miliaran dolar untuk membangun bisnisnya di seluruh dunia, sebelum akhirnya berkonsolidasi dengan pemain lokal.

Pada 2016, Uber menjual operasinya di China ke Didi Chuxing dan mendapat 20% saham perusahaan. Maret 2018, Uber menjual bisnis di Asia Tenggara kepada Grab Holdings yang ditukar dengan kepemilikan saham sebesar 27,5% di Grab. Uber juga menggabungkan bisnisnya di Rusia dengan Yandex pada 2017.

Uber tampaknya bertekad untuk bertahan di India. Awal tahun ini, Dara Khosrowshahi mengatakan kepada media lokal bahwa India adalah salah satu pasar Uber yang sehat dan mengatakan “kami percaya bisa mengendalikan nasib kami sendiri di India.”

Baca Juga :  Hasil Penelitian UI Menyebutkan GOJEK Sumbang Rp 44 Triliun untuk Ekonomi Indonesia Terbesar dari GO-FOOD

Namun dominasi Uber di India mulai terusik. Pemain lokal, Ola dikabarkan mendapatkan tawaran suntikan dana sebesar US$1 miliar dari Softbank dalam putaran pendanaan baru perusahaan, menurut laporan Economic Times India.

Softbank sendiri merupakan perusahaan investasi yang gemar masuk ke perusahaan taksi online. Softbank menjadi investor utama Uber, Grab dan Ola.

(cnbcindonesia/tow)

Loading...