Grab Suntik Modal Rp 1,45T ke Oyo Hotel, Bagaimana Nasib Mitranya?

Grab, aplikasi transportasi online terpopuler di Asia Tenggara, telah mengonfirmasi suntikan modal senilai US$ 100 juta atau Rp 1,45 triliun (kurs Rp 14.500) ke OYO Hotels & Homes, jaringan operator hotel asal India.

Dikutip Economic Times, informasi mengenai itu telah didaftarkan kepada Registrar of Companies (RoC) India, pekan lalu. Suntikan modal itu merupakan bagian dari pendanaan seri E OYO senilai US$ 1 miliar dan didukung Softbank Vision Fund.

“Kami bisa mengofirmasi investasi di OYO,” ujar juru bicara Grab seperti dikutip dari TechCrunch, Senin (10/12/2018).

Dalam pendanaan ini, Grab menggunakan perusahaan cangkang A1 Holding Inc yang terdaftar di Cayman Island. Perusahaan cangkang tersebut menerima 2.884 saham convertible dengan harga US$ 34.670 per saham. Sesuai perhitungan, investasi Grab di OYO setara dengan US$ 103,4 juta.

Baca Juga :  Kenaikan Tarif Ojek Online Melanggar 6 Undang Undang, Bagaimana Respon Kemenhub?

Pada Oktober lalu, OYO telah meluncurkan`operasional di Indonesia dan beroperasi di tiga kota, Jakarta, Surabaya, dan Palembang. Saat ini OYO telah mengoperasikan sejumlah hotel dengan total lebih dari 1.000 kamar di 3 kota tersebut.

OYO pun berencana untuk berinvestasi US$ 100 juta di Indonesia dan mengincar target operasional di 35 kota pada 2019.

Garda Bantah Grab

Berdasarkan komparasi oleh Gerakan Aksi Roda Dua (GARDA) di lapangan, tarif Grab Bike yang diterima pengemudi sebesar Rp 1.200 per kilometer untuk perjalanan jarak dekat, sedangkan tarif Go-Jek Rp 1.600.

“Memang tarif Go-Jek untuk mitra pengemudi masih lebih tinggi ketimbang tarif Grab sejak dulu. Bahkan, sampai akhirnya Go-Jek ikut menurunkan tarif jadi Rp 1.600 per kilometer (tetap masih lebih tinggi),” kata Presidium GARDA Igun Wicaksana kepada media, Kamis (6/12/2018).

Baca Juga :  Waduh, Kepala Dishub Kota Surakarta Sebut Taksi Online Belum Ada Izin

Investasi adalah hal yang positif, tapi alangkah baiknya Grab memperhatikan nasib para mitranya yang tercekik dengan tarif yang sangat minim. Dan memaksa para driver bekerja lebih keras, sehingga akhirnya berpengaruh pada sisi keamanan dan pelayanan.

(cnbcindonesia/tow)

Loading...