Gojek Berhenti Bakar Uang, OVO Bagaimana?

ilutrasi OVO-Grab

Gojek, super app decacorn asli Indonesia menyatakan kini fokus pada pengembangan bisnis jangka panjang dengan tidak lagi bakar uang. Startup ride hailing ini kini fokus mengejar profit. Bagaimana dengan OVO?

“Dalam 3-4 bulan ini lagi hot-hot-nya startup yang berubah haluan supaya tidak bakar uang. Tapi sebenarnya effort kami membangun perusahaan yang long term sudah mulai dari 2018,” kata co-CEO Gojek Kevin Aluwi, Selasa (11/2/2020).

Lalu bagaimana dengan OVO? Startup dompet digital ini juga sudah mulai mengurangi bakar uang. Indikasi ini terlihat dari pengenaan biaya transaksi kepada penggunanya.

Salah satunya dengan mengenakan biaya Rp 1.000 untuk transaksi top up atau isi ulang melalui Instan Top Up di aplikasi OVO, ATM, internet banking, Tokopedia, dan OVO Booth. Biaya ini akan mulai berlaku pada 2 Maret 2020. Tetapi top up di driver Grab tetap gratis.

Baca Juga :  Aprindo: Insentif Gojek Untuk Mitra Ojol Bantu Bisnis UMKM

Dalam keterangan resminya pada 21 Januari 2020, Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra mengatakan salah satu alasan mengenakan biaya ini untuk mengurangi beban operasional dan infrastruktur serta memastikan hadirnya layanan terbaik bagi nasabah dan pengguna OVO.

“Kami tetap berupaya untuk menjalankan komitmen dan konsisten berinovasi, sehingga biaya yang kami tetapkan masih kompetitif sebesar Rp 1.000 untuk semua bank,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima CNBC Indonesia.

Pada 12 Desember 2019, OVO juga telah mengenakan biaya transfer ke semua bank sebesar Rp 2.500 per transaksi. Biaya ini hanya dikenakan kepada pengguna OVO Cash.

Artikel ini telah tayang di https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200213114421-37-137563/gojek-berhenti-bakar-uang-ovo-bagaimana

Loading...