DPR Apresiasi Investasi Telkomsel di GOTO: Kalau Tidak (Berinvestasi) Nanti Malah Tergerus

Transonlinewatch.com – Langkah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang berinvestasi di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melalui anak usahanya, yaitu PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) diapresiasi oleh Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra, Khilmi.

Apresiasi tersebut disampaikan Khilmi usai menyimak pemaparan dari Ketua Dewan Pakar Komite Nasional Kebijakan Governance, Mas Achmad Daniri, dan Pengamat Ekonomi sekaligus Konsultan Pengembangan Bisnis PT Bursa Efek Indonesia, Poltak Hotradero, dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Komisi VI DPR RI, Senin (22/8/2022).

Menurut Khilmi, langkah investasi tersebut sudah tepat dilakukan Telkom sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan zaman, seiring dengan dinamika industri yang juga turut berkembang pesat.

“Kalau tidak (berinvestasi) nanti malah tergerus, seperti (yang terjadi di) Flexi dan lain-lain, yang tidak mengikuti perkembangan zaman yang ada. Dulu telepon seluler pertama di Indonesia juga mati, karena dia tidak mengikuti perkembangan teknologi IT yang ada di dunia,” ujar Khilmi, dalam rapat.

Tak hanya kepada Telkom juga mengapresiasi paparan Achmad dan Poltak lantaran dapat memaparkan dengan tepat terkait perbandingan strategi bisnis Telkomsel dengan sejumlah perusahaan sejenis di negara lain. Misalnya saja langkah perusahaan-perusahaan di Singapura yang tidak mau melakukan Initial Public Offering (IPO) di negaranya sendiri, melainkan justru listing di New York, Amerika Serikat (AS).

“Tapi kalau Telkomsel kan justru mau (IPO) di Indonesia, karena bisnisnya ada di Indonesia. Makanya bisa jadi tolok ukur juga, kalau (IPO) di Indonesia bisa berhasil, maka (IPO/ekspansi) di ASEAN juga pasti akan berhasil. Itu pijakan Saya,” tutur Khilmi.

Dalam paparannya, Mas Achmad Daniri juga menjawab dugaan adanya konflik kepentingan dalam investasi Telkom Group di GoTo, mengingat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memiliki kakak kandung, yaitu Garibaldi Thohir, yang menjabat sebagai Komisaris Utama GOTO.

Menurut Daniri, konflik kepentingan itu tidak mungkin terjadi lantaran kepemilikan Telkom yang notabene BUMN terhadap Telkomsel hanya 65 persen saja. Sedangkan 35 persen sisanya dimiliki oleh Singtel Mobile.

“Sehingga kebijakan investasi Telkomsel tidak bisa hanya ditentukan semata-mata oleh Telkom saja, melainkan juga hasil diputuskan bersama dengan Singtel Mobile. Sehingga tidak mungkin ada campur tangan (Menteri BUMN) sampai mengarahkan kepentingannya dalam kinerja investasi di Telkomsel,” tegas Daniri.

(tow) Artikel ini telah tayang di idxchannel.com

Loading...