Seratusan abang becak dan pengemudi moda transportasi konvensional di Kota Kediri, Jawa Timur, berunjuk rasa menolak keberadaan transportasi umum online, Selasa (10/10/2017).
Dengan mengarak becaknya, mereka datang berbondong-bondong ke Balai Kota Kediri, Jalan Basuki Rahmad. Khusaeri, salah satu perwakilan pengunjukrasa mengatakan, keberadaan moda transportasi umum online telah merenggut ladang mata pencaharian para pengemudi konvensional.
“Gojek harus dibubarkan. Tidak hanya gojek, angkutan online lainnya juga harus bubar,” tutur Khusaeri saat menggelar aksinya.
Baca: Protes Ojek Online, Tukang Becak di Kediri Datangi DPRD
Selain dianggap mengambil alih sumber pendapatan, mereka menyesalkan perilaku pengemudi ojek online di jalan raya yang membahayakan pengendara lainnya. Khusaeri mencontohkan pengemudi online yang mengoperasionalkan gadget saat mengemudi.
“Saya sendiri pernah hampir tertabrak karena mereka main hape di jalan raya,” ujarnya.
Setelah beberapa lama menggelar aksinya, sekitar 10 orang perwakilan pengunjukrasa ditemui Sekda Kediri, Budwi Sunu.
Namun pengunjukrasa merasa tidak puas. Pertemuan itu dianggap belum menghasilkan solusi secara konkrit. Malah para abang becak diminta menunggu kebijakan yang akan diambil Pemkot.
“Kami disuruh menunggu. Tidak jelas sampai kapan menunggu itu,” ungkap Khusaeri.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Bagian Humas Pemkot Kediri Apip Permana mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Sebab, regulasi terkait transportasi online bersifat nasional dan menjadi domain pemerintah pusat.
“Ini kan aplikasi. Kebijakannya ada di nasional. Permasalahan ini tidak hanya terjadi di Kediri saja,” ujar Apip.
Baca: Dishub Kota Kediri: Ojek Online Membuka Lapangan Pekerjaan Baru
Soal keluhan abang becak yang menganggap pertemuan itu tanpa hasil, Apip mengatakan butuh waktu karena masukan-masukan dan keinginan para abang becak itu nantinya akan menjadi bahan rekomendasi yang akan disampaikan ke tingkat Gubernur.
“Lalu rekomendasi itu akan menjadi lampiran pada surat yang diajukan oleh gubernur kepada presiden,” lanjut Apip.
Sementara untuk mengantisipasi potensi konflik, pihaknya akan berupaya melakukan mediasi dengan mempertemukan pihak Gojek dengan kelompok pengemudi angkutan umum konvensional. Mediasi itu diharapkan menemukan titik temu dan solusi.
Setelah sekitar dua jam menggelar aksinya, para pengemudi konvensional yang mendapatkan pengawalan ketat kepolisian akhirnya membubarkan diri.
(kompas/tow)