Cerita Ayah dari Pasien Covid-19 di Kota Metro yang Gunakan Ojek Online ke RS

Taufik Hidayat, ayah NA yang merupakan pasien positif Covid-19 asal Kelurahan Metro. | Dok.

Penanganan pasien Covid-19 di Kota Metro diduga mengabaikan keselamatan warga dari paparan Covid-19. Dari beberapa kasus di lapangan, pasien yang dinyatakan positif Covid-19 usai menjalani uji swab, tidak ditangani secara serius.

Taufik Hidayat, ayah pasien Covid-19 NA (29) yang merupakan warga Kelurahan Metro, bercerita ia dan keluarga sempat kebingungan. Usai NA dinyatakan positif, ia harus ke rumah sakit tanpa dijemput tim medis Covid-19.

Anak saya merasakan sakit di bagian perut karena punya riwayat nyeri lambung, tidak lama kemudian saya sesak dan muntah. Lalu dia periksa ke dokter Haryadi dan telah diberi obat, tapi tidak ada perubahan. Lalu dia berobat ke dokter Agung, saat diperiksa kondisi paru-paru cukup baik, karena anak saya hawatir kemudian melakukan rapid test secara mandiri dan hasilnya reaktif,” kata Taufik Hidayat, Jumat, 19/3/2021, seperti dilansir dari Jejamo.com.

Baca Juga :  Mohon Dijauhkan dari Musibah dan Masalah, Begini Cara Komunitas Go-Jek Lampung

Setelah hasil rapid test mandiri dinyatakan reaktif, NA mengalami demam tinggi selama dua hari dan memutuskan untuk periksa ke RS Muhammadiyah Metro. Ia kemudian dinyatakan positif Covid-19 dari hasil swab.

Usai demam tinggi, anak saya ke RS Muhammadiyah Metro dan langsung diswab dan dinyatakan positif Covid-19. Namun, usai dinyatakan positif pihak rumah sakit mengatakan tidak ada ruangan dikarenakan penuh. Mereka menyarankan untuk ke RSUD Ahmad Yani atau Mardi Waluyo. Kami dibuat kebingungan karena tidak ada Satgas Covid-19 yang mengantarkan anak saya ke rumah sakit lain, hingga akhirnya anak saya menggunakan jasa ojek online,” jelasnya.

Taufik juga sangat menyayangkan pelayanan tidak maksimal dari Rumah Sakit Muhammadiyah Metro karena saat itu kondisi anaknya sedang darurat.

Baca Juga :  Asosiasi Korea di Batam Bakal Bagikan Makan Siang Gratis ke Driver Ojek Online

Saat di RS Muhammadiyah anak saya sudah sangat kesulitan bernapas dan hampir tidak sadarkan diri. Sebelumnya dia juga sudah laporan ke pihak puskesmas namun tidak mendapatkan tanggapan jelas. Akhirnya kami pulang dan keesokan harinya anak saya berangkat ke RSUD Ahmad Yani dengan menggunakan ojek online. Dua hari kemudian saya juga dinyatakan positif Covid-19 dan dirawat di rumah sakit tanpa penjemputan tim medis khusus Covid-19,” ujarnya.

Taufik menyayangkan kurangnya pengawasan Pemerintah Kota Metro terhadap tim kesehatan khusus Covid-19.

Dari keluarga yang menjalani isolasi mandiri juga tidak mendapat perhatian dan dianjurkan untuk berjalan puskesmas untuk mengambil vitamin. Alhamdulillah kami sekarang dalam keadaan sehat, saya berharap kejadian ini tidak menimpa orang lain. Wabah Covid-19 dianggap berbahaya dan mudah menular, sementara pasien harus datang ke rumah sakit tanpa ada pengawalan tim medis khusus Covid-19,” imbuhnya.

Baca Juga :  Lebih Tepat Waktu, Pengguna Trans Jogja Beralih ke Transportasi Online

(TOW)

Loading...