Buntut Pembunuhan Penumpang oleh Driver Taksi Online, Cina Perketat Pengawasan Industri Transportasi

Beberapa hari setelah pembunuhan penumpang wanita oleh driver taksi online Didi Chuxing di kota Wenzhou, China, pemerintah China menegaskan komitmennya untuk memperketat pengawasan terhadap industri transportasi via internet.

Pemerintah China juga memperingatkan bahwa mereka tidak butuh perusahaan ride-hailing yang tidak mampu menjamin keselamatan penumpangnya.

“Jika sebuah perusahaan tidak patuh dan tidak disiplin, dan menganggap nyawa penumpang sebagai permainan, publik akan memilih dengan kaki mereka dan pemerintah tidak akan tinggal diam,” kata keterangan resmi Kementerian Transportasi China, seperti dikutip detikINET dari Reuters, Selsa (28/8/2018).

National Development and Reform Commision (NDRC) sebagai salah satu otoritas ekonomi tertinggi China mengatakan bahwa berbagai departemen pemerintah akan mendorong perbaikan pengelolaan operator ride hailing.

Baca Juga :  Dilaporkan Merugi Rp265 T, Tapi Gaji Bos Investor Grab Malah Naik Jadi Rp225 M

Mereka juga akan memperluas penggunaan sistem kredit sosial yang baru di seluruh sektor transportasi.

Beberapa otoritas pemerintah juga meminta Didi secara spesifik untuk memperbaiki layanannya. Seperti otoritas kota Shenzhen yang memberikan tenggat waktu hingga akhir bulan September untuk anak perusahaan lokal Didi meningkatkan layanannya.

Biro lalu lintas Shenzhen juga mengancam Didi jika tidak menuruti persayaratan yang diberikan. Otoritas kota Shenzhen mengancam bahwa mereka dapat mencabut izin usaha lokal milik Didi dan mengharuskannya untuk berhenti menawarkan layanan internet di Shenzhen.

Saat ini, ada lebih dari 80 perusahaan ride hailing yang beroperasi di China. Didi sendiri merupakan perusahaan ride hailing terbesar di China setelah mengakusisi Uber pada tahun 2016.

Baca Juga :  Dashboard Taksi Online Direncanakan Rampung Minggu Depan

(indosport/tow)

Loading...