BEI Tunggu Proposal IPO Go-Jek

Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menanti proposal penawaran umum saham perdana (IPO) PT Aplikasi Karya Anak Bangsa selaku operator Gojek Indonesia.

Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menanti proposal penawaran umum saham perdana (IPO) PT Aplikasi Karya Anak Bangsa selaku operator Gojek Indonesia.

“Saya sedang berusaha mengatur waktu untuk bertemu mereka [Gojek],” ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Gedung BEI, Selasa (20/2).

Tito mengungkapkan, jika terealisasi, saham Gojek akan dicatatkan di papan perdagangan pengembangan. Berbeda dengan papan utama, pemilik saham emiten papan pengembangan minimal 500 pihak. Kemudian, calon emiten papan pengembangan juga diperbolehkan jika merugi.

Namun, Tito menjelaskan bahwa Gojek harus memberikan proyeksi profit pada tahun kedua setelah tercatat. Sementara, penghuni papan utama harus menyerahkan lapiran keuangan diaudit minimal tiga tahun dengan predikat Wajib Tanpa Pengecualian.

Dari sisi permodalan, penghuni papan pengembangan juga diperkenankan hanya memiliki aktiva berwujud bersih minimal Rp5 miliar. Berbeda dengan papan utama yang mengharuskan minimal aktiva berwujud bersih Rp100 miliar.

“[Syarat] aktiva berwujud bersih minimal Rp5 miliar, Gojek pasti bisa,” ujarnya.

Baca: Didemo Sopir Angkot, DPRD Purwakarta Tolak Operasional Transportasi Online

Ia mengungkapkan pihaknya memfasilitasi perusahaan rintisan yang ingin melantai di papan bursa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Artinya, pihaknya tidak akan memberikan perlakuan khusus terhadap perusahaan rintisan tertentu, termasuk Gojek.

Di saat bersamaan, Tito masih menanti pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) tentang kapitalisasi perangkat lunak (software) di keluarkan. Padahal, harusnya hal itu sudah dibahas pada 15 Desember 2017 lalu dalam pertemuan Ikatan Angkutan Indonesia (IAI).

“Kalau itu [software] bisa dikapitalisasi, banyak banget [perusahaan rintisan] yang bisa IPO,” ujarnya.

Sebagai catatan, alih-alih mencari modal dengan menerbitkan saham publik, Gojek baru-baru ini mendapatkan suntikan modal langsung dari PT Astra International Tbk sebesar US$150 juta atau sekitar Rp2 triliun.

(CNN/TOW)

Loading...