Astaga! Pasca Mogok, Penumpang Angkot di Salatiga Sepi

Setelah mogok selama tiga hari sebagai bentuk protes beroperasinya ojek online, ratusan angkutan kota (angkot) di Salatiga kembali beroperasi, Kamis (24/8). Angkot mulai memenuhi puluhan jalur di Kota Salatiga dan sebagian ngetem di bundaran dan Terminal Tamansari.

Namun, di hari pertama beroperasi itu, beberapa pengemudi belum mau membayar retribusi setiap kali masuk terminal Tamansari. “Hari ini (Kamis) tidak mau membayar retribusi, keluar masuk terminal begitu saja. Mau bagaimana lagi, hal ini sudah saya laporkan ke pimpinan,” kata salah seorang petugas Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Terminal Tamansari Kabul Rochmadi. Besaran retribusi yang harusnya dibayar angkot setiap kali masuk terminal adalah Rp 1.500.

Baca:

Baca Juga :  Menteri Ketenagakerjaan Angkat Bicara Terkait Regulasi Transportasi Online

Ketua Induk Paguyuban Angkota Salatiga (IPAS) Agus Siswanto mengatakan, pihaknya tetap menolak keberadaan transportasi online di Salatiga. “Kami sudah mulai berjalan lagi melayani penumpang di Salatiga,” katanya. Agus kukuh menilai jika keberadaan ojek online mematikan transportasi konvensional.

Agus menjelaskan, IPAS sudah menyerahkan surat dari Organda kepada masing-masing koordinator jalur angkot yang isinya agar membayar retribusi. ”Surat dari Organda sudah saya sebar, agar membayar retribusi, namun kalau hari ini (kemarin, red) di lapangan tidak membayar, bisa jadi, tapi surat dari Organda sudah saya sebar,” katanya.

Sementara, hari pertama angkot kembali beroperasi, mayoritas sepi penumpang. Hal ini diakui oleh Trisno, 35, pengemudi angkot jurusan nomer 9, Canden. Ia mengaku, jalan dari pagi hingga pukul 11.00 WIB, baru melayani dua pelajar. ”Ini tadi baru dapat Rp 4 ribu,” keluhnya. Sutrisno tidak tahu penyebab penumpang menjadi sepi usai aksi mogok tiga hari.

Baca Juga :  Menyoal Polemik Transportasi Online, Pemerintah Diharapkan Bikin Regulasi yang Berkualitas

Di Terminal Tamansari, karena mengeluhkan sepinya penumpang, banyak sopir angkot yang memarkirkan angkotnya di dalam terminal. Mereka duduk-duduk sembari menunggu apabila ada penumpang. “Penumpang masih sepi. Selama kami mogok tidak ada pendapatan,” tutur salah satu sopir angkot, Yanto, 40.

Sebelumnya, selama angkot mogok, muncul aksi sosial dari warga Kota Salatiga yang merelakan mobil dan motornya menjadi angkutan gratis. Para pemilik kendaraan pribadi ini rela mengantarkan pelajar atau pegawai yang kesulitan mendapatkan alat transportasi sebagai imbas mogoknya angkutan umum sejak Senin (21/8).

Gerakan dengan tagar #nebenggratis dan #antargratis muncul didasari keprihatinan masyarakat terhadap para siswa dan pekerja yang harus berjalan kaki karena tidak adanya alat transportasi. Tidak tanggung – tanggung, mobil yang digunakan untuk nebeng gratis ini juga beragam. Bahkan ada mobil mewah seperti sedan, double cabin, hingga komunitas elf. Selain itu, puluhan relawan dengan sepeda motor juga siap melayani pelajar.

Baca Juga :  Yuk, Kenalan Dengan Pengolah Big Data Go-Jek yang Cantik

Mobil dan motor relawan ini bergabung dan berkoordinasi juga dengan layanan transportasi dari pemkot, TNI dan Polri yang juga menyediakan kendaran untuk transportasi darurat. Setiap mobil dipasangi tulisan nebeng gratis di bagian depan. Sementara pemilik motor memasang stiker #antargratis di helm yang dipakai.

(radarsemarang/tow)

Loading...