Mahalnya harga jual sebuah produk, terutama yang mengusung merek terkenal, membuat banyak orang tergiur untuk mencari keuntungan dengan membuat versi palsunya.
Kondisi tersebut juga berlaku pada produk helm hingga menjadi salah satu barang yang sering dipalsukan.
Bukan rahasia lagi, di dunia hampir semua jenis produk, tersedia versi imitasinya. Harga yang ditawarkan cenderung lebih murah, tentunya dibarengi dengan turunnya kualitas yang ditawarkan.
Seperti yang dialami oleh produsen helm asal Indonesia yang nama perusahaannya menjadi korban pembajakan di Taiwan.
Executive Director RSV Helmet, Richard Ryan mengatakan bahwa nama perusahaannya dibajak oleh pengusaha di Taiwan. Ia juga menjelaskan bahwa banyak konsumen di Taiwan yang membutuhkan layanan purna jual. Saat mengecek alamat email, yang tertera di internet adalah perusahaan asli yang ada di Indonesia.
“Produk RSV dibajak di Taiwan. Ini sangat mengganggu, karena yang dibajak adalah mereknya. Secara bentuk helm, tidak sama, tapi memakai merek RSV. Sampai ada toko offline juga di sana,” kata Richard, seperti dilansir dari Viva Otomotif, Senin 8 Juni 2020.
“banyak konsumen di Taiwan ke kami perihal kualitas dan servis, bertanya kalau mau servis bagaimana caranya. Kalau mereka cari di mesin pencarian internet, munculnya ya website kami,” lanjut Richard.
Meski jadi korban pembajakan, namun Richard mengaku tidak bisa melakukan apa-apa. Sebab, Taiwan tidak masuk ke dalam daftar ratifikasi perjanjian internasional.
“Selama mereka hanya menjual di Taiwan saja, ya kami enggak bisa apa-apa. Merek RSV terdaftar di lebih dari 100 negara, tapi Taiwan enggak masuk dalam daftar negara itu,” jelasnya.
Sebagai informasi, RSV adalah perusahaan asal Bandung, Jawa Barat yang memiliki pabrik di Balaraja, Tangerang. Sebelum menjadi besar seperti saat ini, mereka diberi kepercayaan untuk membuat helm bagi para pengendara Gojek.
(TOW)
