Tiga Ribu Pengemudi Ojol di Solo Sudah Jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan

INSPIRATIF: Penyerahan CSR berupa bebas iuran bulanan BPJS Ketenagakerjaan selama setahun bagi 100 orang pekerja dari manajemen RS JIH Solo, Selasa (7/6). (SEPTINA FADIA PUTRI/RADAR SOLO)

Transonlinewatch.com – Tidak sedikit pekerja informal di Kota Bengawan belum ter-cover BPJS Ketenagakerjaan. Di antaranya driver ojek online (ojol). Dari sebanyak 11 ribu, baru sekitar 3 ribu driver ojol yang sudah menjadi peserta. Ini menjadi PR besar agar pekerja informal juga merasakan manfaat jaminan kecelakaan kerja.

“Itu baru driver ojol. Masih ada sekitar 8 ribu yang belum menjadi peserta. Padahal pekerja informal lainnya, ada pelaku UMKM, pedagang, petani, dan lain sebagainya. Sebenarnya potensinya masih banyak untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan,” ungkap Kepala Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Solo Yetty Laini Yusefa dalam gathering perusahaan mitra BPJS Ketenagakerjaan dengan Rumah Sakit JIH Solo, Selasa (7/6). (Baca Juga: Kerja Sama Gojek dan BPJS Ketenagakerjaan Diapresiasi Wali Kota Palembang)

Data per Mei 2022, BPJS Ketenagakerjaan Cabang Solo mencatat sebanyak 302.804 peserta dari pekerja formal. Mereka adalah karyawan badan usaha, perusahaan, atau instansi.

Yetty menyebut pekerja di sektor menengah besar mayoritas sudah ter-cover BPJS Ketenagakerjaan. Namun untuk pekerja di sektor mikro dan kecil, banyak yang belum menjadi peserta. (Baca Juga: Gojek dan BPJS Ketenagakerjaan Salurkan Bantuan Rp500 Juta pada 16 Mitra Driver di Semarang)

“Lebih dari 90 persen perusahaan di Solo sudah mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta kami. Yang belum terdaftar itu biasanya pekerja dari pemilik usaha yang karyawannya hanya sedikit. Antara lain yang buka warung atau pedagang dengan pekerja tidak banyak,” sambungnya.

Yetty mengapresiasi langkah RS JIH Solo memberikan dana corporate social responsibility (CSR) dengan melindungi 100 driver ojol menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. (Baca Juga: Beri Perlindungan pada Mitra Driver, Gojek Diapresiasi BPJS Ketenagakerjaan Semarang)

Harapannya, perusahaan lain juga berinisiatif melindungi tenaga rentan yang ada di sekitarnya. Sebab selama ini, masih banyak pekerja rentan yang belum menyadari pentingnya melindungi diri mereka dan keluarga dari musibah kecelakaan kerja.

“Perusahaan disemangati untuk melindungi tenaga rentan, minimal di perusahaan mereka masing-masing. Kami sudah kerja sama dengan RS JIH Solo selama enam bulan terakhir. Sudah ada 18 kasus peserta kami yang ditangani RS JIH Solo. Rata-rata kecelakaan lalu lintas saat bekerja,” beber Yetty. (Baca Juga: Ini Tujuan BPJS Ketenagakerjaan Semarang Jadikan Mitra Grab Sebagai Ambasador)

Direktur Medik dan Keperawatan RS JIH Solo dr. Wisnu Prima Putra mengatakan, selama ini, layanan yang paling banyak dibutuhkan peserta BPJS Ketenagakerjaan adalah trauma center. Layanan ini untuk pasien yang mengalami kecelakaan lalu lintas.

Selain itu, pihaknya juga melayani pasien dengan penyakit akibat pekerjaan. “Contohnya, pekerja yang memproduksi bahan kimia. Dia menghirup bahan kimia tersebut. Kemudian terjadi penyakit karena bertahun-tahun akibat pekerjaannya. Itu disebut penyakit akibat kerja. Bisa ditangani oleh RS JIH Solo juga,” tuturnya.

Sementara itu, dalam acara tersebut, RS JIH Solo juga memberikan CSR berupa bebas iuran bulanan BPJS Ketenagakerjaan selama setahun bagi 100 orang pekerja. Terdiri dari driver ojol dan masyarakat umum. Bantuan tersebut sebagai upaya memberikan perlindungan bagi para pekerja bukan penerima upah atau informal. (Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Hadirkan Program Khusus untuk Mitra GrabBike dan GrabCar)

(tow) Artikel ini telah tayang di Radar Solo

Loading...