Tergerus Taksi Online, Industri Transportasi Konvensional di Yogya Mulai Goyah

Industri transportasi umum konvensional di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai terdegradasi. Kehadiran angkutan umum berbasis aplikasi alias angkutan online menjadi penyebab menyusutnya jumlah armada angkutan umum konvensional yang ada selama ini.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY, Hantoro, mengatakan kehadiran transportasi online serta kemudahan mendapatkan kendaraan pribadi membuat industri transportasi umum konvensional semakin terjepit. Ia mengakui jika angkutan yang paling banyak tergoyahkan adalah taksi.
“Namun para pengemudi taksi mulai semangat dengan bandara baru,”ujarnya, Selasa (5/3/2019).

Para operator taksi di Yogyakarta kini juga sudah melakukan kerjasama dengan aplikator. Karena operator taksi saat ini sudah mulai sadar jika hal tersebut tidak bisa ditinggalkan. Operator taksi sudah memahami jika tehnologi harus diikuti karena jika tidak maka mereka mekahami akan ditinggalkan oleh para pelanggan.

Baca Juga :  Selter Ojek Online Stasiun Depok Lama Ditutup, Begini Dampaknya

Saat ini, lanjutnya, para operator taksi sudah melakukan pergerakan bekerjasama dengan beberapa aplikator. Mereka memahami jika aplikator bukan jasa transportasi tetapi jasa pemanggilan yang sebenarnya sudah ada sejak dahulu hanya terjadi transformasi bentuk semata.

Meski angkutan umum berbasis konvensional banyak yang tergerus, namun ada anomali dalam bisnis transportasi pariwisata. Karena bisnis transportasi pariwisata di DIY mengalami pertumbuhan dari 825 unit menjadi 1.000 lebih. Namun tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah seiring dengan perkembangan industri pariwisata karena kehadiran New Yogyakarta International Airport (NYIA).

“Kuota yang ada di DIY kemungkinan akan bertambah karena untuk perijinan transportasi pariwisata ada di Kemenhub,”ungkapnya.
Direktur Utama Get Indonesia (penyedia jasa angkutan online), Iwan Setiabudi mengatakan, pihaknya optimis mampu bersaing dengan dua aplikator lain yang sebelumnya sudah hadir di DIY. Bahkan saat ini pihaknya sudah mampu merekrut setidaknya 3.000 driver baik untuk taksi online ataupun ojek online.

Baca Juga :  Jadi Decacorn Pertama di Indonesia, Ini Jalan Panjang Go-Jek

Pihaknya membuka peluang kerjasama dengan taksi konvensional jika ingin bergabung dengan Get Indonesia.
“Kalau perbandingan jumlahnya 50 persen mobil dan 50 persen motor,”ungkapnya.

(kumparan/tow)

Loading...