Tarif Ojek Online Jadi Komponen Pembentuk Inflasi, Apa Dampaknya?

Foto pengemudi ojek online saat menunggu penumpang, (ilustrasi).

Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sabijantoro mengatakan basis baru inflasi Indonesia akan menjadi tolok ukur untuk 2018 karena Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan pembaruan rutin setiap tahun.

Pada 2020, Indonesia akan menggunakan 835 komoditas dengan proporsi 33 persen-67 persen antara makanan-bukan makanan (sebelumnya 35-65).

Keranjang inflasi baru memasukkan kontribusi layanan penitipan anak (day care), layanan karaoke, dan transportasi online (Gojek dan Grab).

“Rencana Kementerian Perhubungan untuk menaikkan tarif online dua roda menjadi Rp2.500 per kilometer dari sebelumnya Rp2.000, juga dapat mendorong inflasi harga,” katanya seperti dikutip dalam rilis, Jumat (31/1/2020).

Selain itu, dia juga memprediksi implementasi aturan kenaikan cukai rokok sebesar 23 persen pada awal 2020 akan berdampak signifikan terhadap pergerakan inflasi.

Baca Juga :  Terdampak Pandemi, Grab Gandeng Pegadaian Sediakan GrabBike Protect

“Saya memperkirakan kenaikan cukai rokok 23 persen dapat menambah inflasi sebesar 0,30 persen – 0,45 persen pada 2020,” imbuhnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi minggu keempat bulan Januari sebesar 0,42 persen (month to month) dan 2,82 persen (year on year).

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan inflasi minggu keempat Januari ini lebih rendah dari rata-rata inflasi pada periode yang sama dalam lima tahun terakhir yakni sebesar 0,64 persen.

“Nah, tekanan harga [inflasi] karena pengaruh musim hujan ke panen bawang, cabai, beras, dan sayuran,” ujar Perry.

Sementara itu, deflasi disumbang oleh penurunan harga angkutan udara, bensin dan daging ayam. Dengan pergerakan inflasi tersebut, Perry menyebut Bank Indonesia meyakini target sasaran inflasi tahun ini, 2 persen-4 persen, akan tercapai.

Baca Juga :  Pengamat Sebut Kehadiran Ride-Hailing Asal Rusia Belum Jadi Ancaman Gojek dan Grab

Perry menambahkan tekanan inflasi volatile food juga berkurang dipengaruhi sinergi kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) sehingga dapat mengurangi tekanan gejolak harga pangan saat terjadi kenaikan permintaan dan/atau penurunan pasokan.

Artikel ini telah tayang di https://halloindo.com/bisnis/2020/01/31/tarif-ojek-online-jadi-komponen-pembentuk-inflasi-apa-dampaknya

Loading...