Tak Jelas, Kusnadi Driver Ojek Online Gagal Mendapatkan Rumah DP Rp 0

Keinginan Kusnadi (48) memiliki rumah sendiri di Jakarta pupus. Pengemudi ojek online (ojol) itu gagal mengikuti proses verifikasi lanjutan calon penghuni rumah DP Rp 0 di Klapa Village, Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Kusnadi sempat berurusan cukup lama dengan petugas Dinas Perumahan yang melayani proses verifikasi calon penghuni DP Rp 0. Namun, ia mesti pergi dengan perasaan kecewa.

Petugas menyatakan namanya tak ada dalam daftar 1.790 warga yang lolos tahap administrasi. Kusnadi juga tak dapat menunjukkan email maupun surat panggilan untuk mengikuti proses seleksi lanjutan.

Padahal berdasarkan penelusurannya, namanya masuk dalam daftar warga yang lolos tahap administrasi.

“Saya ditolak. Awalnya lolos pemberkasan itu, tapi sekarang enggak tahu, saya bingung kenapa. Nomor saya pas di-download itu ada, terus tadi katanya di HP dia enggak ada,” ujar Kusnadi usai keluar ruangan, Senin (29/7).

“Saya kan enggak paham tentang email itu, kata dia ‘harus ada bukti surat, enggak ada nama Bapak’, bingung saya. Kenapa enggak ada, alasannya karena kebanyakan otak-atik download apa, saya enggak pahamlah itu,” jelasnya.

Kusnadi mengaku program rumah susun sederhana milik (rusunami) tanpa uang muka ini bisa menjadi langkahnya memiliki rumah di Jakarta.

Lelaki asal Indramayu ini sudah lama ingin punya rumah sendiri setelah 30 tahun hidup di Jakarta dengan mengontrak rumah dengan tiga kamar yang ia huni bersama istri dan 5 anaknya.

Kusnadi mengaku harga sewa rumahnya naik hingga Rp 12 juta per tahun. Melonjaknya biaya kontrakan membuatnya bertekad untuk mencicil rumah lewat program DP RP 0.

Baca Juga :  Ratusan Betor di Kota Tebing Tinggi Demo Tuntut Pemberhentian Operasi Ojek Online

“Anak saya lima, saya berusaha untuk ingin dapat karena saya di sini udah 30 tahun lebih, ya. Sekarang ngontrak udah 12 juta per tahun, rumah tiga kamar. Kalau buat cicilan rumah kan lumayan,” ungkapnya.

Kusnadi baru dua tahun bekerja sebagai pengemudi ojek online Grab. Pekerjaan utamanya sejak awal menetap di Jakarta adalah loper koran. Namun, sejak usaha itu mulai sepi, ia mencari pekerjaan sampingan dengan menjadi pengemudi ojek online.

kumparanNEWS
Tidak hanya breaking news, tapi juga dalam, akurat dan kredibel
29 Juli 2019 8:02 WIB


News
Cerita Kusnadi, Ojek Online yang Tak Lolos Administrasi Rumah DP Rp 0
Kusnadi (46), pengemudi ojek online yang tak lolos program rumah Dp 0 rupiah. Foto: Ajo Darisman/kumparan

Keinginan Kusnadi (48) memiliki rumah sendiri di Jakarta pupus. Pengemudi ojek online (ojol) itu gagal mengikuti proses verifikasi lanjutan calon penghuni rumah DP Rp 0 di Klapa Village, Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Kusnadi sempat berurusan cukup lama dengan petugas Dinas Perumahan yang melayani proses verifikasi calon penghuni DP Rp 0. Namun, ia mesti pergi dengan perasaan kecewa.

Petugas menyatakan namanya tak ada dalam daftar 1.790 warga yang lolos tahap administrasi. Kusnadi juga tak dapat menunjukkan email maupun surat panggilan untuk mengikuti proses seleksi lanjutan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, meluncurkan Program Rumah DP Rp 0 SAMAWA (Solusi Rumah Warga) Klapa Village, Jakarta Timur, Jumat (12/10/2018). Foto: Nabilla Fatiara/kumparan

Padahal berdasarkan penelusurannya, namanya masuk dalam daftar warga yang lolos tahap administrasi.

Baca Juga :  Peduli Bencana di Jabodetabek, Komunitas Ojek Online Palangka Raya Gelar Aksi Penggalangan Dana

“Saya ditolak. Awalnya lolos pemberkasan itu, tapi sekarang enggak tahu, saya bingung kenapa. Nomor saya pas di-download itu ada, terus tadi katanya di HP dia enggak ada,” ujar Kusnadi usai keluar ruangan, Senin (29/7).
Kusnadi (46), pengemudi ojek online yang tak lolos program rumah Dp 0 rupiah. Foto: Ajo Darisman/kumparan

Pria ber-KTP Klender, Jakarta Timur, itu lalu menunjukkan bukti pendaftaran pertama dan surat pengantar dari RT di tempatnya mengontrak rumah selama ini di kawasan Klender.

“Saya kan enggak paham tentang email itu, kata dia ‘harus ada bukti surat, enggak ada nama Bapak’, bingung saya. Kenapa enggak ada, alasannya karena kebanyakan otak-atik download apa, saya enggak pahamlah itu,” jelasnya.

Kusnadi mengaku program rumah susun sederhana milik (rusunami) tanpa uang muka ini bisa menjadi langkahnya memiliki rumah di Jakarta.
Tempat tidur di rumah DP 0 Rupiah di Klapa Village, Jakarta Timur. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan

Lelaki asal Indramayu ini sudah lama ingin punya rumah sendiri setelah 30 tahun hidup di Jakarta dengan mengontrak rumah dengan tiga kamar yang ia huni bersama istri dan 5 anaknya.

Kusnadi mengaku harga sewa rumahnya naik hingga Rp 12 juta per tahun. Melonjaknya biaya kontrakan membuatnya bertekad untuk mencicil rumah lewat program DP RP 0.

“Anak saya lima, saya berusaha untuk ingin dapat karena saya di sini udah 30 tahun lebih, ya. Sekarang ngontrak udah 12 juta per tahun, rumah tiga kamar. Kalau buat cicilan rumah kan lumayan,” ungkapnya.
Petugas merapikan interior rumah DP 0 Rupiah di Klapa Village, Jakarta Timur. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan

Baca Juga :  Jangan Lupa! Bakal Ada Diskon Besar di Mal dan Promo di Aplikasi Gojek

Kusnadi baru dua tahun bekerja sebagai pengemudi ojek online Grab. Pekerjaan utamanya sejak awal menetap di Jakarta adalah loper koran. Namun, sejak usaha itu mulai sepi, ia mencari pekerjaan sampingan dengan menjadi pengemudi ojek online.

“Saya loper koran dari tahun 89 sampai sekarang masih, dari Sinar Pagi, agen koran saya. Sekarang kan koran udah mulai turun kan, jadi sampingan saya Grab, koran masih tetap,” jelasnya.

Selain itu, ia mengaku sedang mençicil motor yang digunakan untuk ojek online. Ia tak tahu apakah hal itu menjadi salah satu penyebabnya tak lolos program rumah DP Rp 0.

Petugas pun menyarankan Kusnadi untuk menyambangi Dinas Perumahan di Tanah Abang pada Kamis (1/8). Tujuannya, memastikan masih bisa mendaftar lagi atau tidak dalam program tersebut.

“Enggak ada namanya di data kita. Data kita pakai sistem enggak bisa diubah, jadi enggak terdaftar di 1.790 orang itu. Solusinya kita minta lapor ke Dinas Perumahan, tergantung lihat permasalahannya apakah dia masih bisa daftar,” ujar Ferry, salah satu petugas Dinas Perumahan di kompleks Klapa Village.

Unit di Rusunami Klapa Village dijual Rp 184 juta hingga Rp 310 juta. Mereka yang lolos seleksi memiliki hunian itu nantinya akan mengambil kredit di Bank DKI.

Syarat umum untuk ikut seleksi antara lain memiliki KTP DKI, belum punya rumah, tidak pernah menerima subsidi perumahan, penghasilan Rp 4-7 juta/bulan, dan sudah menikah.

(kumparan/tow)

Loading...