Penjelasan Ahli Forensik Terkait Racun Potasium Sianida yang Tewaskan Anak Driver Ojol

Ilustrasi racun serangga.(Kompas.com)

Aparat kepolisian memastikan, bumbu sate yang dikonsumsi putra dari pengemudi ojol, Naba Faiz Prasetya alias NFP (8) mengandung racun potasium sianida.

Kepastian itu didapat setelah adanya hasil pemeriksaan laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi, Dinas Kesehatan DIY.

Ahli Forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), Lipur Riyantiningtyas, mengatakan potasium sianida merupakan jenis racun yang bisa dibeli secara bebas.

Zat ini biasanya digunakan untuk racun tikus.

Jika masuk ke dalam tubuh, racun itu akan mencegah sel menggunakan oksigen.

Akibatnya, sel-sel dalam tubuh akan mati.

Dalam jumlah yang kecil, sianida akan menimbulkan gejala mual, muntah, sakit kepala, pusing, gelisah, napas sesak dan tubuh lemas,” kata Lipur, Sabtu 1 Mei 2021.

Baca Juga :  Driver Ojol Tangerang Raya Masih Belum Narik Penumpang, Tunggu Hasil Tes Swab

Dalam jumlah besar, potasium sianida bakal membuat orang yang mengonsumsinya turun denyut nadinya hingga hilang kesadaran.

Korban juga bisa kejang, kerusakan paru, gagal napas yang akhirnya akan meninggal. Dosis letalnya 1,5 miligram per kilogram berat badan,” katanya.

Menurut teori, sianida memiliki bau seperti kacang almond, tidak berwarna, dan pahit.

Penelusuran di wikipedia, potasium sianida biasa disebut juga dengan kalisium sianida.

Ini adalah senyawa kimia dengan rumus (KCN).

Garam kristal tak berwarna yang terlihat mirip dengan gula, dan sangat larut dengan air.

Menurut Kapolres Bantul, AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono, racun jenis ini mematikan.

Terlebih, apabila dikonsumsi dalam jumlah besar.

Baca Juga :  GoJek Akan Beri Sanksi Tegas Driver yang Mengabaikan Protokol Kesehatan

Ia menyebutkan, beberapa contoh yang menyerupai ada dalam kandungan potas.

Racun ini biasa digunakan untuk racun ikan.

Meski kandungannya mematikan, kata dia, racun potasium sianida bisa didapat dengan mudah.

Bahkan, dijual bebas juga secara online.

Racun sianida ini juga dijual on-line, banyak. Dijual secara bebas,” kata dia.

(TOW) Sumber: TribunPontianak.co.id

Loading...