Pendapatan Ojek Online Anjlok Saat PSBB Jakarta, Pengamat Bilang Begini

Ojek Online di Harmoni. ©2020 Liputan6.com/Faizal Fanani

Peneliti dari Pusat Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM) Arif Wismadi mengatakan, PSBB menekan volume mobilitas 10% hingga 80% di ibu kota. “Permintaan layanan transportasi online akan turun,” katanya, seperti dilansir dari Katadata.co.id.

Hal senada disampaikan oleh Peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef Nailul Huda. Ia menilai, konsumen mengurangi frekuensi penggunaan transportasi online saat PSBB dari sekitar tujuh kali sehari menjadi maksimal tiga kali.

“Banyak yang tidak menggunakan transportasi daring sama sekali selama PSBB,” kata Nailul. Pendapatan pengemudi pun diperkirakan anjlok hingga 90%.

Meski begitu, permintaan layanan pesan-antar makanan bisa meningkat hingga 50%. “Pengemudi transportasi online yang pintar bisa mengalihkan fokus ke layanan jasa antar makanan,” katanya.

Baca Juga :  Dikejar- Kejar Sopir Angkot, Driver Ojek Online Balikpapan ini Cari Perlindungan

Selama pandemi Covid-19, layanan berbagai tumpangan (ride-hailing) baik taksi maupun ojek online memang terpukul. Riset dari Flourish Ventures pada bulan ini menunjukan, pendapatan pekerja lepas atau gig worker di Indonesia menurun 65%.

Gig worker seperti pengemudi taksi dan ojek online pun menerapkan beberapa langkah untuk meminimalkan dampak pandemi corona. Sebanyak 66% responden memangkas biaya konsumsi, 61% mencari penghasilan tambahan, 44% meminjam uang, dan 43% menjual aset.

Data itu berdasarkan survei online terhadap 586 gig worker pada Juni dan Juli lalu. Sebanyak 221 di antaranya pengemudi ojek online, 191 penyedia layanan membersihkan rumah, tenaga kecantikan, dan pijat. Lalu 109 lainnya penjual online dan 65 pekerja pengiriman barang.

Baca Juga :  Keren! Go-Jek Kampanye Pengurangan Sampah Plastik di Bali

(TOW)

Loading...