Luhut: Go-Jek itu masih dipegang orang Indonesia, Kita yang Atur Bukan Didikte Negara Lain

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan menilai keberhasilan Gojek menjawab kekhawatiran sejumlah kalangan yang khawatir hanya memberi manfaat untuk asing. Menurut Luhut kehadiran start-up digital seperti Gojek yang kemudian menjadi decacorn justru memberikan manfaat untuk ekonomi, dan uang beredar di dalam negeri tidak ke luar negeri.

“Dari unicorn menjadi decacorn, Gojek menjadi model di Indonesia dan menjadi model di internasional. Jadi siapa bilang uang kita lari keluar? Tapi sebaliknya, [dari luar justru] masuk ke kita,” ujar Luhut dalam jumpa pers Mitra Juara Gojek 2019, Kamis (11/4) pekan lalu.

Dia menambahkan, Gojek memiliki peran penting bagi perekonomian karena mampu memberi sumbangan terhadap ekonomi Indonesia lebih dari Rp 44,2 triliun. Super-app yang dikembangkan Gojek dinilai berhasil menciptakan lapangan kerja yang banyak.

Baca Juga :  Polemik Ojek Online Berkepanjangan, Go-Jek Tegaskan akan Ikuti Aturan Main Pemerintah

“Katanya teknologi itu bisa membuat susah mencari lapangan kerja. Tapi Gojek membuktikan bahwa teknologi ini bisa membuka lapangan kerja,” tegasnya.

Luhut mengklaim prospek Indonesia sebagai pasar digital diperkirakan akan semakin besar dan akan mencapai US$ 100 miliar di 2025.

“Jadi kalau investor mau masuk ke Gojek, itu adalah cerminan stabilitas ekonomi dan stabilitas politik kita. Bagusnya adalah manajemen Gojek itu masih dipegang orang Indonesia. [Jadi] kita yang atur, bukan didikte negara lain,” jelasnya.

Luhut meyakinkan bahwa pemerintah akan terus mendukung munculnya start-up digital baru dan akan memfasilitasi mereka menjadi unicorn baru yang akan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Sementara itu, Founder dan CEO Gojek, Nadiem Makarim,mengatakan pihaknya bangga sekaligus bersyukur bahwa produk buatan anak bangsa ini dapat menjadi pemain regional. Nadiem juga mengatakan penetrasi Gojek nomor satu di Indonesia.

Baca Juga :  Peringati Anniversary ke-14 TYCI Libatkan Pengendara Taksi Online Uji Emisi

Berdasarkan laporan App Annie yang berjudul “The State of Mobile 2019”, Gojek menjadi aplikasi on-demand di Indonesia dengan monthly active users terbanyak. Bahkan, pengguna aktif aplikasi GOJEK secara mingguan 1,5 kali lipat lebih banyak dibandingkan kompetitornya di Indonesia.

Keberhasilan ini berbanding lurus dengan pertumbuhan gross transaction value (GTV) Gojek yang berhasil menembus lebih dari US$ 9 miliar per akhir tahun 2018 dengan total volume transaksi setahun mencapai 2 miliar.

GOJEK juga menjadi brand top of mind bagi masyarakat Indonesia berdasarkan data dari lembaga independen global lainnya, Yougov.

Berdasarkan Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) tahun 2018, layanan Go Food sendiri bahkan menyumbang Rp 18 triliun terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2018, sehingga tercatat sebagai layanan bisnis berbasis digital terbesar di Asia Tenggara dan terbesar nomor 3 di dunia.

Baca Juga :  Enaknya, di 'Posko Ngaso Sebentar' Driver Go-Jek dapat Go-Massage dan Cuci Motor Gratis

(cnbcindonesia/tow)

Loading...