Kasus Fake GPS mendera beberapa aplikasi transportasi online beberapa waktu lalu, termasuk Go-Jek. Namun pihak perusahaan mengklaim kini 73% mitra driver-nya telah terbebas dari aplikasi tersebut.
“Go-Jek sudah melakukan piloting ke 1.000 driver untuk implementasi kebijakan ini. Dari data yang kita miliki, 73% driver sudah meng-uninstall atau mengurangi penggunaan Fake GPS sejak mendapatkan notifikasi,” ujar perwakilan Go-Jek dalam keterangannya, Senin (25/3/2018).
Kebijakan yang dimaksud Go-Jek adalah memberikan kesempatan kepada driver (pengemudi) untuk menghapus aplikasi Fake GPS sebelum diberikan sanksi. Go-Jek menyebut kebijakannya sebagai #HapusTuyul.
Baca:
- Buruan Daftar! Pengguna Setia Go-Jek Bisa Liburan ke Luar Negeri, Begini Caranya
- Salut! Aksi Peduli Driver Go-Jek, Bantu ‘Step’ Pemotor yang Mogok
Menurut Go-Jek, saat ini pihaknya telah mengembangkan sistem yang dapat mendeteksi adanya aplikasi Fake GPS atau “Tuyul”. Ini dilakukan sebagai langkah untuk sistem keadilan bagi mitra driver-nya.
“Saat ini Go-Jek sudah mengembangkan sistem yang dapat mendeteksi GPS Palsu atau ‘Tuyul’ untuk mendorong sistem fair play bagi seluruh mitra driver,” imbuh Go-Jek.
Go-Jek mengungkap telah melakukan sosialisasi kebijakan tersebut ke daerah Bandung dan Surabaya. Rencananya kebijakan itu akan diperluas ke daerah lainnya seperti Tegal, Medan, Makassar, Balikpapan dan Jakarta.
Dikatakan Go-Jek, penggunaan aplikasi Fake GPS merupakan tindakan yang merugikan sesama driver maupun penumpang. Oleh karena itu dengan adanya kebijakan ini, Go-Jek berharap bisa memberikan rasa keadilan bagi para mitranya.
“Diharapkan dengan kebijakan ini mitra bisa bekerja dengan nyaman dan kembali menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan,” pungkasnya.
(detik/tow)