Kiat Aman Gunakan Ojol dan Taksi Online di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru

Proses cek suhu badan dan penyemprotan disinfektan di Posko Aman Gojek di Bandung, belum lama ini.

Sejumlah orang tampaknya masih ragu menggunakan transportasi umum, mulai dari bus, taksi, sampai ojek online atau ojol di masa pandemi Covid-19. Kalangan ahli kesehatan pun menyampaikan kiat aman menggunakan transportasi umum di masa Adaptasi Kebiasaan Baru.

Peneliti virologi dari Universitas Airlangga, Prof dr Chairul Anwar Nidom, mengatakan salah satu protokol kesehatan yang harus dijalankan supaya aman menggunakan kendaraan umum adalah menggunakan masker. Menurutnya, masker tetap menjadi solusi terbaik saat beraktivitas, termasuk saat menggunakan ojek online (ojol) dan taksi online.

Menurutnya, virus penyebab Covid-19 dapat menular lewat udara seperti virus flu. Penggunaan masker pun harus betul terstandar, yakni masker yang mampu menepis virus yang dapat menempel di masker. Bukan masker biasa, katanya, minimal menggunakan masker bedah.

“Atau saat ini sudah ada bahan kain yang dilapisi dengan suatu bahan yang bisa menetralisir virus dan ukuran pori dari masker tidak boleh lebih dari 5 mikron. Dengan ketaatan masyarakat menggunakan masker, insyaallah virus bisa ditepis, apakah naik ojek atau taksi atau sedang kumpul dengan orang lain,” katanya melalui ponsel, Sabtu (8/8) seperti dilansir dari TribunJabar.id.

Baca Juga :  Kreatif, Cara Cerdas Driver GOJEK Atasi Lelah Saat Antrean Go-Food Panjang

Prof Nidom menambahkan, adanya transmisi virus melalui udara membuat jaga jarak jadi tidak banyak berpengaruh. Jaga jarak dengan minimal satu meter diasumsikan penularan melalui droplet sebab lontaran droplet diperkirakan sejauh satu meter. Untuk itu ia meminta masyarakat tidak meremehkan virus corona ini.

“Dengan diketahui penularanya bisa melalui udara, maka jarak berapapun akan bisa dijangkau oleh virus tersebut,” ujarnya.

Hal ini juga ditegaskan Peneliti Mikrobiologi Institut Teknologi Sumatera (Itera), Muhammad Asril. Dirinya menegaskan virus corona tidak bertahan di udara dengan pertukaran udara yang bebas seperti saat mengendarai motor.

“Virusnya itu akan bertahan di udara yang aliran pertukarannya terbatas. Jika kondisinya di ruang terbuka, resiko penularan cenderung rendah. Penularan melalui udara yang disampaikan oleh WHO adalah di dalam ruangan tertutup yang tidak memiliki sirkulasi udara yang baik,” kata Asril.

Baca Juga :  Begal Taksi Online Berhasil Diringkus di Rancaekek

Sehingga, katanya, dengan menggunakan layanan ojek online dipastikan aman selama menggunakan masker. Jika driver dan penumpangnya memakai masker, katanya, pastinya sudah sangat aman untuk mengurangi penyebaran dan kontaminasi virus.

Sama halnya saat menggunakan taksi online, Asril menyarankan tetap menggunakan masker. “Masker is the best solution, AC dimatikan dengan kaca dibuka, seharusnya pertukaran partikel virusnya dengan udara akan bagus, viral load-nya akan berkurang,” katanya.

Viral load sendiri, lanjut Asril, ibaratnya jumlah partikel virus yang siap untuk menginfeksi. Selama viral load-nya rendah, maka virus akan sulit menempel pada reseptornya yang ada di nasofaring atau saluran pernapasan.

Selain itu, penggunaan sekat pada taksi online menurut Asril merupakan ide yang kreatif. Hal itu dapat mencegah penularan selama pertemuan langsung terjadi antara pengemudi dan penumpang. Namun agar lebih aman, ia menyarankan kendaraan didisinfeksi secara rutin.

Baca Juga :  Modus Order Fiktif Taksi Grab Kembali Terungkap, Polda Jateng Amankan Seorang Hacker dan Tujuh Orang Driver

Lebih lanjut, Asril menjelaskan airborne disease yanh dimaksud oleh WHO adalah bagian aerosol yang ukurannya sangat kecil yang memuat virus dan masih melayang di udara.

“Kalau droplet yang ukuran besar, karena ada gravitasi maka akan jatuh ke lantai, tanah atau lainnya. Nah aerosol ini ukurannya sangat kecil sehingga masih bisa melayang-layang di udara, akibat adanya sirkulasi udara yang sedikit maka ini bisa menyebar kemana-mana,” kata Asril.

(TOW)

Loading...