GoTo Berpotensi Menjadi Perusahaan Terbesar Kedua di Indonesia

GoTo

Dua perusahaan teknologi raksasa di Indonesia, Gojek dan Tokopedia, resmi bergabung pada 17 Mei 2021 dan membentuk superapp baru bernama GoTo. Adapun GoTo memiliki tiga pilar bisnis, yaitu application on demand (Gojek), e-commerce (Tokopedia) dan layanan keuangan (GoTo Financial).

Aplikasi On Demand mencakup mobilitas dan logistik (GoCar, GoRide, GoSend, GoBlueBird), gaya Hidup dan hiburan (GoPlay, GoTix, GoGames), berikut makanan dan bahan makanan (GoFood, GoMart). Untuk e-commerce (Tokopedia), bersama dengan marketplace, Mitra Tokopedia (O2O), TokoCabang (Gudang).

Pilar ketiga pada layanan keuangan (GoTo Financial) mencakup GoPay, PayLater, MOKA, Midtrans, kemitraan dengan bank. Lembaga Keuangan AS JP Morgan menilai penggabungan ini berdampak besar bagi pasar. Persaingan tiga ekosistem SupperApp dinilai meningkat, yakni antara GoTo, Sea Group dan Grab.

Baca Juga :  Gojek Perkuat Protokol Kesehatan, Kebersihan, dan Keamanan di Tengah Pandemi

Ini juga berarti penanaman modal asing (FDI) baru dan penciptaan lapangan kerja. Untuk memenangkan pangsa pasar dari 260 juta lebih populasi di Indonesia dan ekonomi digital yang memprioritaskan seluler,” bunyi keterangan resmi JP Morgan, Rabu (19/5).

GoTo berpotensi menjadi perusahaan terbesar kedua di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar, atau tepat di bawah BCA (US$56 miliar atau Rp800,8 triliun). GoTo dinilai akan lebih besar dari BRI (US$34 miliar atau Rp486,2 triliun), Telkom (US$22 miliar atau 314,6 triliun) dan Astra (US$15 miliar atau Rp214,5 triliun).

Sektor teknologi dapat memiliki bobot 10-20% dalam indeks MSCI Indonesia dalam jangka menengah (vs. sekarang 0%), dipimpin oleh GoTo. Tetapi, ini juga berarti pengurangan bobot untuk indeks sektor kelas berat lainnya, seperti bank, konsumen dan telko,” tutur analis JP Morgan.

Baca Juga :  Mendukung Program Vaksinasi Pekerja Publik, Gojek Berikan Ribuan Voucher

Merger Gojek dan Tokopedia juga bisa memengaruhi sejumlah emiten terkait. Pertama, berkaitan dengan Astra dan Telkom, yang merupakan investor minoritas di Gojek. Lalu, Bank Jago yang terdapat kepemilikan Gojek sekitar 21%. Hal ini dapat memperluas jangkauan ekosistem bank digital ke Tokopedia pasca merger.

Kemudian Softbank dan Alibaba, pendukung awal Tokopedia. Kemungkinan akan muncul sebagai salah satu pemegang saham terbesar GoTo setelah merger,” lanjut JP Morgan.

Dalam keterangan resmi GoTo, ada lebih dari 2 juta armada pengemudi terdaftar saat ini. Untuk merchant atau mitra pedagang mencapai 11 juta per Desember 2020. Lalu, ada 100 juta pengguna aktif bulanan. Sedangkan hingga akhir 2020, total nilai transaksi gabungan bruto (gross transaction value/GTV) GoTo lebih dari US$ 22 miliar atau Rp 319 triliun.

Baca Juga :  Ikhlas Bantu Pengendara Motor Lain, Driver Gojek Ini Bikin Netizen Kagum

(TOW)

Artikel ini telah tayang di mediaindonesia.com

Loading...