Aplikasi penyedia layanan ojek online di Indonesia kini kedatangan pendatang baru, yakni Gaspol Jek.
Tak hanya beroperasi di Jawa, kini Gaspol Jek mulai resmi ‘narik’ di Bali, khususnya Denpasar, Tabanan, Ubud, Kuta dan lain-lain, per hari ini, Sabtu (7/12/2019).
Pantauan Tribun Bali, ratusan pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Gaspol Jek, ramai-ramai berkonvoi di sepanjang jalan diiringi mobil patwal.
Uniknya, kostum para ojol ini mirip sosok pahlawan bikinan Joko Anwar di film terbarunya, yakni Gundala Putra Petir.
Dengan helm bersayap, ratusan ojol ini konvoi memakai atribut khas Gaspol Jek yang berwarna merah.
Aksi mereka kontan menuai perhatian masyarakat di jalan raya.
”Kok kayak mirip Gundala ya, lucu!,” kata seorang perempuan muda sembari menyetir.
Konvoi yang dimulai di Kantor Gaspol Jek di Jalan Ir Dr Soekarno, Tabanan, Bali, ini berakhir di Lapangan Monumen Bajra Sandhi Renon, Denpasar, Bali.
CEO Gaspol Jek Bali, Lisa Subandi mengatakan, keunikan pengemudi Gaspol Jek dari segi kostum ini ternyata bukan merepresentasikan sosok Gundala Putra Petir.
Dikatakan dia, logo hingga kostum Gaspol Jek ini murni terinspirasi dari simbol negara Indonesia, yakni burung garuda dan bendera merah putih.
Hanya saja, Gaspol Jek juga mengusung tema milenial superhero fiksi ala Gundala Putra Petir sebagai sosok pahlawan.
”Tapi kalo di sini, yang pahlawan adalah para driver yang berjuang di jalanan untuk memuaskan para konsumen. Jadinya Putra Garuda, bukan Putra Gundala,” jelasnya.
Meski datang dengan predikat pendatang baru, Lisa mengaku optimis mengingat berdirinya Gaspol Jek sendiri berawal dari ketidaksepakatan para driver dengan sistem ojol aplikator-aplikator terdahulu yang bersifat eksploitatif.
Seperti mulai dari skema pembagian intensif yang tidak adil, sistem suspend dan putus mitra secara sepihak dan masih banyak lagi.
Makanya ada Gaspol Jek, kata dia, yang merupakan akronim dari Gerakan Anti Susah Pengemudi Online.
”Jadi emang yang daftar di Gaspol Jek rata-rata ya, mantan mitra dua aplikator sebelumnya, yang jadi korban putus mitra maupun korban eksploitasi,” kata dia.
Lalu, skema pembagian intensif di Gaspol Jek diklaim transparan dan berpihak pada kesejahteraan mitra.
Skema pembagian insentif di Gaspol Jek sebagai aplikator hanya mengambil sebanyak 11 persen dari 20 persen yang dipotong dalam setiap tripnya.
Pembagiannya jelas, sebanyak 2 persen masuk sebagai tabungan driver, 5 persen untuk asuransi BPJS driver, dan sisanya untuk customer.
”Kami juga banyak bonus insentif tambahan kepada driver, mulai mingguan bahkan bulanan yang dihitung kalkulasi poin trip. Pembagian bisa dibilang fair. Driver sama customer sama-sama puas, bukan sebaliknya,” tambahnya.
Selain itu, Gaspol Jek juga menyediakan tarif yang bersaing dibanding dua aplikator sebelumnya.
Dengan begitu, dia berharap kehadiran Gaspol Jek akan memberikan harapan dan kesejahteraan kepada para mitra driver, tapi juga tetap mengacu pada asas pelayanan konsumen terbaik.
Terpisah, Kepala Gaspol Jek Cabang Bali, Roy Sander mangatakan, mitra pengemudi Gaspol Jek di Bali hingga diresmikan beroperasi per hari ini, sudah mencapai sekitar 1.500 pengemudi.
Ribuan mitra tersebut, kata dia, didapat secara gerilya dalam waktu dua bulan.
”Rata-rata mereka ya, mantan mitra dua aplikator sebelumnya, yang kena suspend, kena putus mitra sepihak,” katanya.
Melalui Gaspol Jek, diharapkan keseimbangan pelayanan konsumen dan kesejahteraan pengemudi bisa terwujud.
”Kami ingin mendidik sistem dan budaya yang sehat, jujur sebagaimana nenek moyang Indonesia ajarkan lewat Gaspol Jek. Kami siap berikan layanan terbaik,” harapnya.
(tribun-bali.com)
