FJP Sumut Gelar Diskusi Bagaimana Menyikapi Transportasi Online

Di awal kehadiran transportasi berbasis online sempat menimbulkan gejolak di masyarakat, terutama dari pelaku usaha transportasi konvensional. Namun berkembangnya transportasi berbasis online tidak bisa dihempang melainkan harus disikapi masyarakat dengan bijak.

Hal ini terungkap dalam diskusi “Transportasi Efektif dan Peran Media dalam Era Industri 4.0” yang diadakan Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumut bekerja sama dengan Go-Jek, di Penang Corner Medan, Sabtu (22/12/2018).

Diskusi tersebut menghadirkan narasumber masing-masing Head of Regional Corporate Communications Go-Jek Sumatera, Teuku Parvinanda; Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Medan, Suriono; pengamat transportasi dari Departemen Tekhnik Sipil Fakultas Tekhnik Universitas Sumatera Utara (USU), Medis Sejahtera Surbakti; Sekretaris FJP Indonesia, Khairiah Lubis.

Teuku Parvinanda mengatakan, Go-Jek berangkat dari inovasi digital memberikan kesempatan kepada pelaku usaha dari sektor informal dan UMKM tumbuh berkembang dan memperluas pasar.

“Tujuan sebenarnya untuk memperluas akses UMKM. Ketika pelayanan antar makanan itu ada, 82% dari UMKM yang bermitra dengan kami sebelumnya tidak punya akses ke arah sana. Bahkan 72% sebelumnya tidak punya akses layanan antar makanan. Tapi akhirnya mereka terbantu dengan layanan Go-Food kami,” terangnya.

Baca Juga :  Demo di Kantor Grab Pada Pekan Ini Adalah Aksi Paling Anarki

Teuku menyebutkan, dari hasil riset Lembaga Demografi Universitas Indonesia (UI) Tahun 2017, mencatat secara total Rp 9,9 Triliun telah diberikan GoJek untuk membantu perekonomian nasional. Kemudian ada sekitar Rp 8,2 triliun pendapatan yang telah diperoleh mitra Go-Jek dan Rp 1,7 Triliun diperoleh sektor UMKM.

“Kehadiran Go-Jek bukan hanya memberikan solusi bagi konsumen dalam menggunakan transportasi, tapi juga memberikan kesempatan kerja bagi para mitra. Apalagi mitra kami, level pendidikan tertinggi SMA sederajat,” jelasnya.

Menurut Teuku, saat ini mitra Go-Jek sudah lebih dari 1 juta orang dengan wilayah operasional di 167 kabupaten/kota di Indonesia. Sedangkan di Sumatra Utara, Go-Jek juga sudah hadir di lima daerah, yakni Medan, Tanjungbalai, Siantar, Tebing Tinggi dan Kisaran

“Nantinya kami akan ekspansi ke regional ASEAN. Di Vietnam sudah meluncur, menyusul Singapura, Thailand dan Filipina. Go-Food adalah layanan antar makanan terbesar di dunia. Jadi aplikasi anak bangsa mudah-mudahan bisa membanggakan Indonesia,” paparnya.

Baca Juga :  Garda Inisiasi Aksi 188, Ini Tanggapan Go-Jek

Suriono menambahkan, transportasi efektif, adalah bagaimana menciptakan agar transportasi itu mencapai tujuan maksimal. Kehadiran transporasi online memang sempat menimbulkan dilema.

“Saat ini sudah banyak inovasi di bidang transportasi. Teknologi tidak bisa ditentang. Teknologi adalah suatu hal yang perlu kita ikuti,” ungkapnya.

Akan tetapi, kata Suriono, pemerintah harus berdiri di tengah-tengah, karena baik angkutan konvensional maupun online merupakan bidang trasportasi yang harus difasilitasi dan diatur melalui regulasi.

“Sudah banyak dilakukan inovasi di bidang transportasi. Tapi inovasi ini menimbulkan dilema. Lahirnya transportasi berbasis teknologi sedikit banyak menggangu ketenangan dari pihak transportasi konvensional. Seiring waktu tekhnologi suatu hal yang harus kita ikuti. Kalau kita lihat angkutan online manfaatnya memang sangat banyak dirasakan masyarakat,” pungkasnya.

Khairiah Lubis mengatakan, hadirnya transportasi berbasis online memang sempat mendapat penolakan. Sebab ketika sebuah perubahan terjadi, tentu tidak semua bisa menerima, karena ada pihak yang terdampak dari perubahan itu.

Baca Juga :  Jawa Pos Radar Banyuwangi dan Go-Jek Jajaki Kerjasama

“Namun saat ini masyarakat mulai bisa menerima perubahan yang terjadi terutama hadirnya transportasi online. Sama seperti kita di media, dulu televisi disebut sebagai media yang baru dari media cetak. Tapi sekarang, televisi disebut sebagai media konvensional seiring munculnya media online dan media sosial,” kata Khairiah.

Melalui pemberitaan, kata Khairiah, media bisa menyadarkan masyarakat agar lebih bijak menggunakan fasilitas digital yang ada saat ini. Selain itu, banyak peluang usaha dari aplikasi online yang bisa dimanfaatkan masyarakat.

“Zaman sekarang serba digital, jadi perubahan itu tidak bisa kita tahan, tapi disikapi dengan bijak. Kita di media berperan menyadarkan masyarakat untuk memahami era digital. Jadi masyarakat merasa nyaman menggunakan fasilitas digital. Selain itu banyak peluang usaha yang bisa dimanfaatkan, jadi masyarakat harus menyesuaikan diri di era digital saat ini,” jelasnya.

(medanbisnisdaily/tow)

Loading...