Dinilai Jauh Lebih Baik Dari Ojek Konvensional , Ojek Online Lampung Makin Diminati

Angkutan ojek berbasis online atau dalam jaringan (daring) di Kota Bandar Lampung makan diminati masyarakat. Pasalnya, layanan yang diberikan ojek daring dinilai jauh lebih baik dibanding dengan ojek konvensional alias yang tidak tergabung dalam perusahaan angkutan itu.

Salah seorang warga pengguna ojek daring di Bandar Lampung, Irma, mengakui layanan ojek daring lebih baik. Bahkan, kalaupun nanti tarifnya dinaikkan, Irma mengaku tidak keberatan. “Kalau nanti memang lebih mahal dari biasanya, tidak akan menyurutkan niat saya terus menggunakan jasa online, karena mudah, murah, dan aman,” kata Irma, Rabu (13/9/2017).

Baca: Mastrans Lampung: Ojek Online Merupakan Fenomena Global di Bidang Teknologi, Tak Bisa Dihindari

Pengguna jasa ojek daring lainnya, Sugiono, juga mengaku lebih nyaman, murah, dan efisien dari segi waktu. Dia berharap Pemkot Bandar Lampung tidak gegabah. Jika ingin menutup usaha ini, ucapnya, harus ada dasar hukum yang jelas. Bahkan, dia mengusulkan Pemkot berinovasi dengan membuat BUMD ojek daring. “Pemkot mungkin punya kebijakan sendiri,” ujar Sugiono.

Baca Juga :  Dituding Beri Data ke Aplikasi Pinjaman Online, Begini Bantahan GOJEK

Menanggapi hal itu, akademisi Ilmu Pemerintahan FISIP Unila, Ari Dharmastuti, mengatakan dengan adanya angkutan berbasis dalam jaringan di tengah kota, tidak sedikit masyarakat yang merasa terbantu. Sebab, aplikasi sistem informasi yang berkembang di tengah masyarakat mendukung dan cukup bagus seperti yang ada saat ini.

“Saya bicara soal konsumen di sini.”

Baca: Walikota Bandar Lampung Minta Pokbal Gabung Ojek Online

Saya rasa siap atau tidak siap, kita harus menerima dengan perubahan zaman ini. Mereka (ojek daring, red) cukup membantu masyarakat dan lebih praktis, keamanan mereka pun terjaga karena dikontrol sistem,” ujarnya.

Menurut Ari, terkait izin yang menjadi kendala ojek daring tidak bisa jadi alasan menutup mereka. Patut dipertanyakan apakah ojek yang ada di tengah kota selama ini memiliki izin yang dikeluarkan pemerintah. “Kan tidak. Semestinya adanya teknologi yang memudahkan masyarakat disyukuri pemerintah juga,” katanya.

Baca Juga :  Setelah Mobilnya Dirampok dan Lehernya Dicekik, Sugiarto Kapok Jadi Driver Taksi Online

Baca: Jokowi Sebut Tarif Murah Transportasi Online Mudahkan Masyarakat

Lepas Atribut

Setelah kisruh ojek daring, aktivitas jasa transportasi daring tetap dilakoni pengemudi atau biasa disebut mitra oleh operator. Namun, terpaksa mereka haru melepaskan atribut agar tidak memancing kekisruhan ulang.

Ijal (23), salah seorang driver Go-Jek, mengaku tetap menarik penumpang meskipun masih terbayang aksi penyisiran oleh anggota Persatuan Ojek Pangkalan Bandar lampung (Pokbal). “Iya, saya masih tarik penumpang, cuma karena takut ada sweeping lagi,” kata dia, kemarin.

Baca: Diintimidasi Pokbal, Driver Go-Jek Terpaksa Beroperasi Lepas Atribut

Mitra Go-Jek lainnya, Doni, juga mengaku melepas atribut. Namun, dia merasa aneh jika Pokbal menolak kehadiran mereka, sebab pendaftar Go-Jek bukan hanya dari warga umum, melainkan juga dari eks anggota Pokbal.

Baca Juga :  Jadi Korban Penipuan, Driver Ojek Online ini Kehilangan Motor

“Sejak bentrok di Jalan Untung Suropati beberapa bulan lalu, sejumlah mantan Pokbal justru mendaftar sebagai driver Go-Jek. Sebab, pendapatan Go-Jek jauh lebih besar. Selain dari pelanggan, juga ada bonus dan poin harian yang dapat ditukar uang,” ujar Doni, tadi malam.

(lampost/tow)

 

 

Loading...