Dihantam Pandemi, Usaha Kuliner Terbantu GoFood, Penjualan Meningkat

Aplikasi Gofood dari Gojek disebut mendukung kelangsungan UMKM, khususnya usaha kuliner pada masa pandemi Covid-19 (ilustrasi). Foto: Reiny Dwinanda/Republika

Pandemi Covid-19 yang terjadi pada Maret 2020, sangat memukul usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), termasuk usaha kuliner. Pandemi membuat pola kehidupan masyarakat berubah. Mereka tidak bisa lagi leluasa berkumpul untuk makan di tempat, yang sebelumnya menjadi ajang kumpul bersama keluarga atau teman.

Kondisi itu secara tidak langsung membuat sebagian usaha kuliner yang mengandalkan pengunjung makan di tempat (dine in) gulung tikar. Apalagi, pada awal-awal pandemi, pemerintah membatasi aktivitas masyarakat. Hal itu turut membuat krisis di bidang usaha kuliner.

Kondisi berat sempat dirasakan Amigos Bar dan Cantina Kemang. Mereka sempat tutup dua pekan, hingga akhirnya mulai beradaptasi dengan pandemi Covid-10. General Manager Amigos Kemang Agus Warsito, mengatakan, pihaknya berupaya mempertahankan bisnis pada masa pandemi dengan menyesuaikan situasi di masyarakat.

Sebagai restoran yang menjual makanan khas Meksiko, termasuk burger, ia mengaku, terimbas parah datangnya pandemi. Meski begitu, kata Agus, manajemen tidak mau meratapi nasib dengan terus menyesuaikan diri dengan kondisi terkini.

Akhirnya, karena larangan berkerumun terus diberlakukan pemerintah, manajemen Amigos putar otak dengan menggencarkan penjualan lewat daring (online). Salah satu jurus yang ditempuh adalah giat ikut promosi yang diadakan Gofood.

“Kalau sebelumnya masa normal kita Gofood jujur pada masa normal tak terlalu prioritas order online, lebih enak (pengunjung) nongkrok dan dine in, persentase 15 sampai 20 persen Gofood total omzet,” kata Agus di webinar bertema ‘UMKM Bangkit dan Melaju Bersama GoFood-Memperingati Hari UMKM Nasional’ di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dari porsi pesanan daring semula 20 persen, sambung dia, seiring berjalannya waktu naik menjadi 90 persen. Menurut Agus, hal itu bisa tercapai pada September 2020. Berarti butuh waktu sekitar tujuh bulan bagi Amigos untuk melewati masa krisis, yang dirasa berat.

“Ketika masa pandemi persentase pembagian, kalau bisa bicara jujur terima kasih banyak terbantu masa pandemi langsung naik (order Gofood) 85 sampai 90 persen,” kata Agus menambahkan. Menurut dia, Amigos selama ini, memang mengandalkan pesanan pengunjung yang datang dan makan di lokasi saat situasi masih normal.

Tapi begitu datang pandemi, mau tidak mau manajemen mengubah konsep berjualan daring agar bisa bertahan. Karena itu, Amigos akhirnya tertarik dan memanfaatkan program promo yang diadakan Gofood kala pandemi. Secara perlahan, akhirnya penjualan yang sempat turun parah, mulai membaik.

“Benar sekali dewa penyelamat itu, serius. Yang jelas kembali lagi saya terbantu jika komunikasi dengan PIC Gofood, ini sangat membantu sekali, sama transisi kita shutdown, tak terima orderan, (kemudian) naik pelan-pelan,” ucap Agus.

Selain terus menjalin kontak dengan penanggung jawab (PIC) program Gofood, pihaknya juga menggencarkan promosi di media sosial (medsos). Agus bersama tim mulai melakukan riset dengan mengubah tampilan medsos agar semakin menarik digunakan sebagai platform promosi menu makanan.

Agus pun menjadikan testimoni positif pelanggan sebagai modal promosi untuk diunggah di medsos. Dari keterpurukan, Amigos kini malah menjadi restoran yang penjualannya mendapat rating terbaik di aplikasi Gofood, lantaran pesanan terus naik dari waktu ke waktu.

“Permudah pelanggan memilih menu, kita harus ketahui trend terbaru apa, itu yang saya coba simpulkan Amigos menuju masa transisi dan dukungan manajemen plus PIC, Amigos bulan Agustus (2021) dapat sertifikat the best seller,” kata Agus.

Dia melanjutkan, kunci sukses kebangkitan usaha kuliner Amigos adalah memberi tanggung jawab khusus kepada seorang untuk fokus mengelola medsos dan promo di Gofood. Pasalnya, dua faktor itu terbukti bisa menondongkrak penjualan.

Tidak hanya itu, selama pandemi, pihaknya juga terus berinovasi dengan membuat pengemasan (packaging) yang menarik. Tujuannya agar menu yang dipesan untuk diatar pengemudi, ketika sampai di tempat pelanggan masih dalam keadaan panas dan fresh.

“Kita bisa melewati masa transisi. Kita tetap pertahankan order online, (paket makanan) kita kasih seal (segel) tak terbuka, amannya seperti itu. Kita juga harus permudah pelanggan memilih menu, harus ketahui trend terbaru apa, kita tak usah malu copy paste dari restoran lain, kita tak sungkan ke masukkan ide dari Amerika,” ujar Agus.

Setelah berhasil bangkit, pihaknya kini terus menjaga servis dan value Amigos agar mendapat citra positif di mata pelanggan. Pun jika ada kritik atau keluhan dari pelanggan di medsos, tim langsung menanggapi dan meminta maaf, serta siap memberi respon cepat.

Regional Merchant Engagement Manager Jakarta Gofood Indonesia, Stella Christy menjelaskan, pandemi turut membuat perubahan tren usaha kuliner dari offline ke online. Hal itu membuat pelaku usaha kuliner semakin berat, lantaran kompetitor semakin banyak dan beragam, serta daya beli masyarakat yang menurun.

Stella mengutip penelitian yang diadakan Gojek, yang hasilnya menunjukkan pandemi Covid-19 berdampak ke sektor usaha mencapai 92,47 persen, khususnya sektor akomodasi makanan dan minuman. Meski begitu, survei juga menunjukkan peran Gojek dalam membantu mitra usaha akibat bencana Covid-19 terus meningkat.

Hal itu lantaran sekitar 40 persen mitra usaha memilih ikut Gofood akibat pandemi mulai Maret 2020, dan sebanyak 24 persen mitra usaha sebelumnya merupakan karyawan swasta, yang akhirnya menekuni dunia kuliner. Adapun 92 persen mitra usaha yang disurvei menyatakan, mereka mampu beradaptasi dengan cepat karena kemudahan aplikasi milik Gojek tersebut.

Ada pula sebanyak 50 persen mitra usaha menyatakan usaha mereka tidak dapat selamat tanpa ada bantuan ekosistem Gojek. Alhasil, keberadaan Gofood setidaknya ikut menyelamatkan mereka yang kehilangan pekerjaan dan baru menekuni usaha kuliner akibat pandemi.

“Sekitar 89 persen mitra usaha optimistis dapat kembali dan bertumbuh dengan berpartner bersama Gojek untuk lima tahun ke depan. Mitra usaha merasa terbantu dengan produk Gojek berupa Gobiz, pembayaran nontunai, pengiriman dalam kota dan bantuan lainnya dalam masa Covid-19,” kata Stella.

Berangkat dari temuan itu, kata dia, Gojek yang melahirkan Gobiz turut membantu kelangsungan usaha para mitra yang terpuruk akibat pandemi. Mereka akhirnya tetap bisa berjualan dengan mengandalkan aplikasi Gofood di saat restoran, warung, maupun tempat makanan belum boleh buka.

Stella memahami, pandemi membuat masyarakat menahan laju pengeluaran. Namun, berbagai strategi promo di Gofood memicu konsumen membeli barang agar pelaku usaha kuliner bisa tetap bertahan dan malah penjualannya meningkat selama pandemi.

“Daya beli masyarakat menurun, kamu tidak sendirian, ada sekitar 20 persen UMKM yang menutup usahanya. Kita subsidi 100 persen, promo kulineran, diskon total belanja,” kata Stella.

(transonlinewatch.com) Artikel ini telah tayang di republika.co.id

Loading...