Dihadang Macet dan Cuaca Panas, Begini Rasanya Jadi Ojol Makanan

Foto: dok.detikFood

Ojol pengantar makanan ternyata melalui banyak tantangan saat bekerja. Mulai dari jalanan macet hingga cuaca panas yang bikin lelah makin terasa.

Jasa pesan-antar makanan, GrabFood begitu diminati sekarang. Layanan ini memudahkan banyak orang saat ingin menikmati makanan yang diidamkan. Tanpa perlu keluar rumah atau mengantre, mereka bisa langsung menikmati makanan di rumah atau kantor.

Tak heran GrabFood mengalami pertumbuhan pesat di Medan. Sejak ekspansi tahun 2018, jumlah merchant yang bekerja sama naik berkali-kali lipat. Begitu juga dengan pelanggan yang kian bertambah.

Di balik layanan yang memudahkan ini, ada usaha dan perjuangan para supir ojek online (ojol) untuk memenuhi permintaan pelanggan. Mereka harus menuju tempat makan yang dimaksud, memesankan menu, hingga memastikan pesanan makanan sampai dengan selamat.

Bersama Grab Indonesia, detikFood (26/2) diajak merasakan jadi ojol pengantar makanan selama sekitar 2 jam. Kami ikut mendampingi ojol dalam melaksanakan pekerjaannya.

Pertama, menunggu pesanan makanan masuk. Kami bersama ojol bernama Satria harus memutari ruas jalan kota Medan untuk menunggu pesanan. Setelah 10 menit, belum ada pesanan yang masuk. Akhirnya Satria putuskan mangkal di depan tempat makan yang ramai pembeli.

Ternyata cara ini berhasil. Tak butuh waktu lama, Satria mendapatkan pesanan di kios Keju Kesu. Beruntung kios itu tak terlalu ramai di sore hari. Pesanan 3 kotak Keju Kesu diantar lumayan jauh dari titik pemesanan makanan.

Sambil menunggu pesanan selanjutnya, kami dan Satria mengarah lagi ke titik awal mangkal di dekat Keju Kesu. “Di sini mba titiknya,” ujar Satria yang berdiri di dekat pohon besar. Benar saja, tak sampai 3 menit, ada pesanan masuk.

Foto: dok.detikFood

Satria harus mengantre lagi bersama beberapa ojol lain yang juga mengambil pesanan di tempat sama. “Berdoa aja mba, ada pesanan lagi. Pesanan bisa double di GrabFood,” katanya. Rupanya kata-kata Satria jadi kenyataan.

Ia mendapat pesanan di tempat sama meski area pengantarannya lumayan jauh. Kami yang mendampingi Satria lalu ikut mengantarkan pesanan Keju Kesu ke dua tempat berbeda. Mengambil pesanan di siang menuju sore hari, kami ‘dihadang’ panas dan macetnya kota Medan.

Satria seolah sudah terbiasa dengan dua tantangan besar itu. Tak terlihat wajah lelah atau ucapan keluhan karena melakukan pekerjaan ini.

Satria sudah bergabung bersama Grab Indonesia sejak Desember 2017. Ia bercerita, “Dulunya saya teknisi servis komputer sama laptop.” Ketika menjadi sopir ojol ia merasa senang karena banyak teman.

Hanya saja Satria sempat mengalami kejadian tak mengenakkan karena pelanggan. “Pernah dua kali kena pesanan fiktif. Makanannya sudah dibeli, namun pelanggannya nggak ada,” katanya.

Ia juga pernah diminta pelanggan mengantar makanan ke lantai 4 sebuah mall. “Habis itu mallnya nggak ada liftnya, eskalatornya rusak,” tutup Satria.

Artikel ini telah tayang di https://food.detik.com/berita-boga/d-4917272/dihadang-macet-dan-cuaca-panas-begini-rasanya-jadi-ojol-makanan

Loading...