Astra International menyuntikkan modalnya di Go-Jek sebesar USD 150 juta atau setara Rp 2 triliun.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, aksi korporasi perusahaan papan atas tanah air merupakan indikasi positif bahwa investor domestik semakin berminat kepada start-up lokal, khususnya digital start-up.
’’Akhirnya Astra tertarik juga untuk masuk ke bisnis transportasi online. Mungkin Astra melihat peluang untuk pengembangan bisnisnya di luar bisnis konvensionalnya,’’ kata Reza.
Baca:
- Pengamat: Beragamnya Layanan Go-Jek yang Membuat Investor Tertarik
- Dipinang Banyak Investor, Ekonom Indef: Karena Go-Jek Bermain di Financial Technology
Menurut dia, Astra mungkin melihat peluang peningkatan permintaan terhadap transportasi online sehingga demand akan kendaraan juga meningkat.
’’Dengan demikian, kendaraan bisa saja di-endorse dari Grup Astra, bahkan sekaligus pembiayaannya,’’ tambah Reza.
Masuknya nama besar Astra sebagai penyuntik dana ke Go-Jek juga berpeluang menarik dan meningkatkan kepercayaan investor lokal lain untuk menanamkan saham pada perusahaan start-up.
’’Biasanya konglomerasi seperti itu. Mereka akan masuk ke bisnis yang terlihat prospeknya,’’ tutur Reza.
Baca: Go-Jek Sukses karena Jual Masa Depan
Sebelumnya, para pemodal asing lebih dulu masuk ke Go-Jek. Yang paling mutakhir, bulan lalu, Reuters melaporkan, suntikan dana Google ke Go-Jek mencapai USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 16 triliun.
Masuk pula dalam investasi tersebut Temasek Holdings, KKR & Co, Warburg Pincus LLC, dan platform online Tiongkok Meituan-Dianping.
Tahun lalu Reuters juga melaporkan investasi perusahaan asal Tiongkok JD.com Inc dan Tencent Holdings Ltd.
Jauh sebelumnya, investor global asal AS, Northstar, membenamkan dana di Go-Jek.
(jpnn/tow