Transonlinewatch- Bergelut di jalanan beraspal sebagai pengemudi ojek online tak hanya dilakoni oleh kaum adam.
Para perempuan pun juga tak sedikit yang bergabung menjadi ojek online bergelut bersama debu dan terik matahari di jalan demi meraup rezeki.
Berbagai pengalaman yang tak terlupa saat di jalan senantiasa menyertai perjalanan mereka mengantarkan penumpang.
Seperti yang dirasakan Yaski (41).
Pengemudi ojek perempuan ini memiliki sejumlah pengalaman yang sukar terlupa selama tiga tahun dirinya mengantarkan penumpang.
Yaski pernah terlibat adu mulut dengan sopir bajaj yang berkendara secara tak tak terib di bilangan Cikini, Jakarta Pusat.
“Banyak pengalaman yang enggak terlupa. Satu di antaranya, saya pernah adu mulut dengan sopir bajaj. Sopir itu memotong jalan saat berkendara yang membahayakan pengendara di jalan,” terang perempuan asal Gunung Sahari, Jakarta Pusat kepada Media, Tebet, Jakarta Selatan pada Minggu (11/11/2018).
Imbasnya, ia bersama penumpang yang diboncengnya hampir tersungkur jatuh saat memberhentikan motornya secara mendadak. Sebab, Yaski berkendara cukup kencang.
Tanpa pikir panjang, Yaski kemudian menghampiri sopir bajaj itu hingga berujung adu mulut.
“Saya beradu mulut sama sopir itu, tapi dia juga melawan saya enggak mau kalah. Mencak-mencak ke saya. Karena dia mau mukul, saya pukul duluan badannya pakai helm saya. Dua kali,” paparnya.
Kaca helmnya yang dipukul sebanyak 2 kali ke badan sopir bajaj itu hingga pecah.
“Kemudian dia langsung pergi meninggalkan saya, saya sempat kesal. Kalau dia berani mukul, warga sekitar juga bantu saya,” terangnya.
Berbagai pekerjaan telah Yaski jajal demi mencukupi hidup keluarganya.
Semenjak berpisah dengan suaminya, Yaski harus menghidupi dua anaknya.
Ia memutuskan untuk menjadi pengemudi ojek online lantaran pendapatannya kian membaik.
“Di antara pekerjaan yang sudah saya lakukan, jadi pengemudi ojek online yang membuat pemasukan saya bertambah. Alhamdulilah dari sini bisa membiayai kedua anak saya sekolah,” katanya.
(tribunnews/tow)
